MEKAH, UNHAS.TV – Seiring tibanya hampir satu juta jamaah haji di Tanah Suci hingga awal Mei 2025, Arab Saudi mengumumkan kesiapan penuh untuk menghadapi musim haji yang diperkirakan menjadi salah satu yang paling revolusioner dalam sejarah. Tidak hanya dari segi jumlah jamaah, tetapi juga dalam hal transformasi teknologi yang diterapkan demi kenyamanan, keselamatan, dan efisiensi pelaksanaan ibadah.
Tahun ini, Kerajaan Arab Saudi menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pengalaman ibadah haji yang belum pernah ada sebelumnya. Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) menjadi salah satu tonggak utama dalam penyelenggaraan ibadah, menjadikan musim haji 2025 sebagai percontohan integrasi teknologi canggih dalam kegiatan spiritual berskala global.

Robot pemandu siap layani pengunjung Kompleks Kiswah Ka'bah dengan 11 bahasa. Credit: Situs Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci.
Robot, Drone, dan Taksi Terbang: Inovasi di Tengah Ibadah
Di Masjidil Haram dan area sekitarnya, pengunjung kini disambut oleh robot-robot pintar yang dapat menjawab pertanyaan, memberikan panduan dalam berbagai bahasa, dan bahkan membantu mengarahkan arus pergerakan jamaah. Robot-robot ini menjadi ujung tombak pelayanan informasi, menggantikan petugas manusia di sejumlah titik yang padat.
Sementara itu, analisis data berbasis AI digunakan untuk memantau pergerakan massa secara real-time. Dengan begitu, otoritas setempat dapat menghindari kemacetan dan potensi penumpukan jamaah di lokasi tertentu. Kamera pintar dengan teknologi pengenal wajah juga dipasang di berbagai sudut untuk meningkatkan keamanan dan mendeteksi aktivitas mencurigakan secara cepat.
Tidak hanya di darat, udara pun dimanfaatkan. Drone medis digunakan untuk mengangkut darah dan sampel laboratorium antarrumah sakit, mempercepat respons medis secara signifikan. Bahkan, taksi terbang berbasis kendaraan listrik mulai diuji coba sebagai moda transportasi alternatif untuk meminimalkan kemacetan darat dan mempercepat perpindahan antar lokasi utama.
Kesehatan Jamaah Jadi Fokus Utama
Dengan suhu musim panas yang tinggi dan jutaan orang berkumpul dalam waktu yang bersamaan, risiko kesehatan menjadi perhatian utama pemerintah Saudi. Kementerian Kesehatan membentuk sistem tanggap cepat yang terdiri dari 18 rumah sakit dan pusat medis aktif di Madinah dan Mekah, didukung oleh edukasi lapangan seputar heatstroke, dehidrasi, dan keamanan pangan.
Dr. Abdulrahman Hamouda, juru bicara layanan kesehatan Madinah, dalam wawancara dengan Sky News Arabia menyatakan bahwa semua layanan ini berada di bawah pengawasan langsung Menteri Kesehatan, dengan pendekatan yang lebih terintegrasi tahun ini dibandingkan sebelumnya.
Salah satu program penting adalah kampanye edukasi tentang penyakit kronis yang rentan muncul selama ibadah, seperti diabetes, hipertensi, dan asma. Jamaah diminta membawa obat-obatan pribadi dalam jumlah cukup, mengenakan gelang identitas medis, dan memastikan ketersediaan alat bantu seperti inhaler dan alat ukur gula darah.
Prof. Abdulrahman Ahmad Omar, konsultan gastroenterologi, mengingatkan pentingnya kesiapan fisik dan mental. "Jamaah perlu menjaga stamina dan tidak memaksakan diri," ujarnya. Ia juga menyarankan agar jamaah membawa payung berwarna terang untuk mengurangi paparan langsung matahari, serta rutin mengonsumsi air dan beristirahat.