MAKASSAR, UNHAS.TV - Kabar membanggakan datang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin. Salah seorang dosen Departemen Ilmu Administrasi, FISIP, Dr. Ishak Salim, MA, resmi ditunjuk sebagai Research Fellow oleh INTI International University, Malaysia, untuk masa tiga tahun ke depan.
Penunjukan tersebut tertuang dalam surat resmi yang ditandatangani langsung oleh Vice-Chancellor Prof. Dr. Joseph Lee, PhD.
Pengakuan ini menjadi capaian prestisius, mengingat INTI International University merupakan salah satu universitas terkemuka di Malaysia yang menempati peringkat 509 dunia versi QS World University Rankings dan peringkat 170 di Asia.
Melalui program Research Fellowship, INTI mendorong kolaborasi riset lintas negara, peningkatan mutu publikasi ilmiah, serta perluasan jejaring akademik internasional.
Sebagai Research Fellow, Dr. Ishak akan memperoleh dukungan pendanaan riset, peluang berkolaborasi dengan peneliti global, serta peran strategis dalam supervisi mahasiswa pascasarjana, penyelenggaraan simposium akademik, dan pengembangan program riset regional maupun internasional.
Dr. Ishak Salim dikenal luas di kalangan akademisi dan aktivis sosial. Selain mengajar di Unhas, ia juga menjabat sebagai Kepala Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin.
Ia merupakan figur penting dalam gerakan advokasi kebijakan publik inklusif di Indonesia, dengan fokus pada policy advocacy dan social inclusion in public administration.
Selama ini, ia aktif meneliti dan memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas agar diakomodasi dalam kebijakan dan layanan publik yang lebih adil dan humanis.
Kiprah akademiknya ditopang oleh riset mendalam yang ia tuangkan dalam disertasi berjudul “Keluar dari Hegemoni Pencacatan: Advokasi dan Politik Pengakuan terhadap Penyandang Disabilitas di Indonesia”.
Dalam penelitian tersebut, Ishak mengkritisi paradigma birokrasi yang selama ini menempatkan disabilitas sekadar sebagai data statistik atau objek administrasi.
Ia menegaskan bahwa pengakuan terhadap penyandang disabilitas harus melampaui pencatatan formal dan bergerak menuju keadilan sosial, penghapusan stigma, serta partisipasi penuh dalam kebijakan publik.
Selain kiprahnya di kampus, Ishak juga kerap menjadi narasumber nasional dalam isu-isu inklusivitas dan reformasi birokrasi. Latar belakangnya sebagai doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan magister Institute of Social Studies (ISS) di Belanda memperkuat posisinya sebagai salah satu pemikir kebijakan sosial yang progresif di Indonesia Timur.
Dengan penunjukan ini, Universitas Hasanuddin melalui kiprah Dr. Ishak Salim diharapkan dapat semakin memperkuat reputasi akademik di kancah internasional, sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu administrasi publik yang inklusif, baik di Indonesia maupun di level global.