Pendidikan

Merajut Jembatan Pendidikan: Komitmen Unhas Mengukir Masa Depan SDM Timor Leste

Timor Leste

DILI,UNHAS.TV– Sebuah komitmen lintas negara tengah terjalin erat, mempertemukan semangat akademis Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dengan asa pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Timor Leste. Lebih dari sekadar hubungan bertetangga, inisiatif ini menandai langkah strategis dalam mempersiapkan generasi unggul Timor Leste melalui jalur pendidikan tinggi.

Pada tanggal 13 Mei 2025, menjadi catatan penting ketika Unhas menegaskan perannya sebagai mitra kunci bagi Timor Leste. Momen ini bukan hanya seremonial, melainkan sebuah penegasan atas kesiapan Unhas dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di negara yang tengah giat membangun tersebut.

Pada konferensi pers yang digelar di Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato Comoro, sesaat sebelum kembali ke Indonesia, Rektor Unhas, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, menegaskan komitmen terhadap penguatan kerja sama akademik dengan Timor-Leste. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari agenda akademik yang mencakup pertemuan dengan sejumlah institusi pendidikan tinggi di negara tersebut. Dalam keterangannya, Prof. Jamaluddin menyampaikan bahwa sebagai tetangga terdekat, Indonesia memiliki tanggung jawab moral sekaligus intelektual untuk tumbuh bersama dengan Timor-Leste. "Karena tetangga adalah keluarga," ujarnya, seraya menekankan pentingnya solidaritas kawasan. 

Langkah nyata Unhas dalam membina talenta-talenta Timor Leste sejatinya telah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Melalui sebuah program beasiswa pascasarjana yang dirancang khusus untuk dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa berprestasi dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Timor Leste, Unhas telah membuka gerbang ilmu pengetahuan.

Data hingga kini menunjukkan partisipasi aktif dari 74 individu asal Timor Leste yang tengah menempuh studi lanjut di Unhas. Rinciannya, 44 mahasiswa terdaftar dalam program doktor (S3), sementara 30 lainnya mengejar gelar magister (S2). Fasilitas ini, yang dikemas dalam skema Unhas Presidential Partial Scholarship, memberikan keringanan signifikan berupa pembebasan biaya kuliah. Meski bersifat parsial, Prof. Jamaluddin menekankan bahwa kualitas luaran tetap menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar.

"Unhas mungkin bukan institusi terkaya, tetapi tekad kami adalah memberikan yang terbaik. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang dampaknya akan dirasakan seumur hidup," tutur Rektor, memberikan perspektif bahwa nilai investasi ini jauh melampaui angka finansial.

Kerja sama ini tidak berhenti pada aspek formalitas akademik. Lebih dalam, ia berfungsi sebagai jembatan diplomasi antarwarga negara. Kehadiran para mahasiswa Timor Leste di lingkungan kampus Unhas secara tidak langsung turut memperkuat hubungan people-to-people, di mana mereka juga menjadi duta bagi negaranya. "Kami berhasrat membangun ikatan kekeluargaan yang lebih erat, melampaui sekadar relasi akademis. Ini adalah sebuah investasi sosial dan budaya yang berharga," tambah Prof. Jamaluddin, menyoroti dimensi kultural dari kolaborasi ini.

Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Prof. Jamaluddin juga terlibat dalam pertemuan penting dengan sejumlah pejabat tinggi Timor Leste. Diskusi strategis berlangsung dengan Wakil Perdana Menteri Mariano Assanami Sabino, yang juga menjabat sebagai Menteri Pembangunan Pedesaan dan Perumahan Masyarakat. Turut hadir pula Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu dan Kebudayaan, José Honorio da Costa, serta Menteri Pendidikan, Dulce de Jesus Soares. Pertemuan ini menjadi platform untuk menyelaraskan visi dan langkah ke depan.

Selama kunjungan kerja di Timor Leste, Rektor Unhas yang didampingi oleh Prof.Dr. Adi Maulana ( Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis), Prof. Dr. drg. Baharuddin Thalib, M.Kes., Sp.Pros (Ketua Senat Akademik), Prof. Dr. Ir. Budimawan, DEA.(Sekertaris Senat Akademik), dan Dr.Lucia Marçal Gomes (Liason Officer Unhas untuk Timur Leste), juga melakukan penandatanganan serangkaian nota kesepahaman (MoU). Kesepakatan ini mencakup berbagai bidang krusial, mulai dari kesehatan, sains, teknologi, hingga program pelatihan untuk para pendidik. Langkah ini menunjukkan cakupan kontribusi Unhas yang komprehensif.

Dari sisi akademik, Unhas tetap berpegang pada standar internasional yang ketat. Calon mahasiswa program S2 diwajibkan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.75, sedangkan untuk program S3, syarat minimal IPK adalah 3.0. Penguasaan bahasa Inggris, yang dibuktikan dengan skor TOEFL minimal 450 (khususnya untuk keperluan publikasi tesis), juga menjadi prasyarat kelulusan. Standar ini dijaga untuk memastikan kualitas lulusan yang mumpuni.

Namun, di balik standar akademik tersebut, Unhas menunjukkan pendekatan yang humanis. Pihak universitas memahami bahwa setiap mahasiswa datang dengan latar belakang dan tantangan yang unik. "Kami berupaya hadir dengan pendekatan yang lebih personal dan mengedepankan semangat kekeluargaan. Kami ingin proses belajar mereka tidak hanya menyentuh aspek akademis, tetapi juga sisi emosional mereka," jelas Prof. Jamaluddin, mengindikasikan adanya dukungan psikologis dan moral bagi para mahasiswa.

Rektor Unhas juga menyampaikan pesan penting kepada masyarakat Timor Leste untuk memandang pendidikan sebagai sebuah investasi strategis jangka panjang. Ia mendorong generasi muda Timor Leste agar tidak ragu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, sebagai wujud kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa mereka.

Unhas secara proaktif membuka pintu kerja sama dengan berbagai pihak penyandang dana, mulai dari pemerintah Indonesia, sektor swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga dukungan dari lingkup keluarga, sebagai manifestasi dukungan kolektif terhadap semangat belajar para mahasiswa Timor Leste.

Ke depan, program kolaborasi pendidikan ini diharapkan dapat terus berkembang menjadi model yang berkelanjutan dan dapat dicontoh oleh negara lain. Tujuan utamanya adalah mencetak SDM unggul yang memiliki kapasitas dan kesiapan untuk membangun Timor Leste dari dalam.

Sementara itu, antusiasme serupa juga datang dari perwakilan Unhas di Timor Leste, Lúcio Marçal Gomes. Ia mengonfirmasi adanya diskusi produktif dengan Wakil Perdana Menteri Mariano Assanami Sabino mengenai 12 Gugus Tugas yang akan dijalankan. "Saat ini, sudah ada 74 mahasiswa Timor Leste di Unhas. Kami berencana untuk membuka lebih banyak kesempatan beasiswa pada Agustus mendatang," ungkap Lúcio, memberikan sinyal positif mengenai ekspansi program.

Lúcio menambahkan bahwa program ini dirancang untuk bersifat terbuka dan inklusif, dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak lagi warga Timor Leste yang berpotensi di masa yang akan datang. Sebuah harapan yang membentangkan jalan bagi lebih banyak generasi muda Timor Leste untuk meraih impian akademis mereka melalui pintu gerbang Unhas, sekaligus memperkokoh jembatan persahabatan dan pengetahuan antara kedua negara.

Simak tayangan berikut dari salah satu stasiun televisi di Timor-Leste yang mendokumentasikan kunjungan kerja Rektor Unhas beserta rombongan:(*)