MAKASSAR, UNHAS.TV - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek) Republik Indonesia, Prof Stella Christie PhD menyampaikan pesan penting untuk sivitas akademika Unhas.
Dalam kunjungan kerja di Universitas Hasanuddin yang berlangsung di Aula Lecture Theater Arsyad Rasyid Unhas, Senin (7/7/2025), Prof Stella Christie menegaskan peran perguruan tinggi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam dialog bersama sivitas akademika Unhas, Prof Stella menjelaskan pentingnya transformasi paradigma pendidikan tinggi di Indonesia yang berorientasi pada riset, inovasi, dan hilirisasi.
“Jangan kira Universitas tidak ada hubungannya dengan ekonomi. Dalam Asta Cita, Presiden secara konkret telah mengungkapkan pentingnya pengembangan SDM, itu terdapat di Asta Cita nomor 4,” ujarnya.
Ia menambahkan, perubahan nama kementerian menjadi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi adalah langkah strategis untuk menempatkan riset ilmiah di Universitas sebagai fondasi pembangunan nasional.
“Bapak Prabowo menginginkan ada kekhususan bahwa riset sains dan teknologi dilakukan di universitas. Agar Indonesia punya paradigma baru yang mementingkan sains dan teknologi di kampus,” jelasnya.
Dalam pemaparannya, Prof Stella membawa studi kasus global yang membuktikan peran vital universitas dalam menggerakkan ekonomi.
Ia mencontohkan Stanford University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), dua universitas yang kontribusinya terhadap perekonomian negara tidak bisa disangkal.
“Stanford sejak 1930 telah menghasilkan dosen dan alumnus yang membentuk 40.000 perusahaan, mempekerjakan 5,4 juta orang, dan menyumbang 2,7 triliun USD dalam indeks perekonomian. Satu universitas itu saja menjadi salah satu dari 10 penopang perekonomian terbesar,” ungkapnya.
MIT juga disebut sebagai pusat inovasi global, dengan alumnusnya membangun lebih dari 30.000 perusahaan dan menyumbang 2 triliun USD ke ekonomi global.
Contoh lain datang dari University of Kansas, yang secara konsisten menyumbang 7,8 miliar USD per tahun untuk perekonomian negara bagian Kansas dan mempekerjakan 88.000 orang.
“Kita pun punya kemampuan untuk menumbuhkan perekonomian di Indonesia. Syaratnya, universitas harus menjadi pusat lahirnya inovasi,” kata Prof Stella.
Prof Stella menjelaskan dua alasan mengapa universitas jadi motor ekonomi. Pertama, Universitas melahirkan tenaga kerja ahli. Tanpa universitas, industri tidak akan memiliki sumber daya manusia yang siap dan terampil.
Kedua, Universitas menghasilkan inovasi riset yang bisa dikomersialisasikan secara langsung, dan membentuk lulusan-lulusan yang berorientasi riset melalui proses pembelajaran.
“Kalau pemahaman kita riset hanya berdebu di Scopus, itu salah. Jika sebuah universitas lahirkan riset, akan ada dua luaran. Pertama, inovasinya bisa langsung dikomersilkan; kedua, lewat research-based teaching, lulusan akan punya mental inovatif yang siap menciptakan lapangan kerja baru,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam sektor hilirisasi. Dari 28 komoditas prioritas, sebagian besar masih diekspor dalam bentuk mentah karena kurangnya penguasaan teknologi.
“Kita tidak punya teknologinya. Itulah mengapa kita perlu universitas yang fokus, yang tahu keunggulannya,” tambah Prof Stella.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Stella menilai bahwa Universitas Hasanuddin telah mengambil langkah tepat dengan fokus pada dua bidang strategis yakni Maritim dan Metalurgi.
“Langkah Unhas sudah tepat. Tekuni dan fokuskan di metalurgi dan kemaritiman. Kondisi geografisnya mendukung, dan sudah banyak riset-riset luar biasa di bidang ini,” ungkapnya.
(Iffa Aisyah Rahman / Muh Syaiful / Unhas.TV)