Budaya

Sejarah Negara Rusia dalam Puisi oleh Penyair Rusia Ilya Reznik



Mewarnai Representasi Sejarah Rusia dalam Karya Visual dan Sastra: Tradisi Estetik dari Lukisan Istana hingga Puisi Ilya Reznik. Kredit: Книгоград.
Mewarnai Representasi Sejarah Rusia dalam Karya Visual dan Sastra: Tradisi Estetik dari Lukisan Istana hingga Puisi Ilya Reznik. Kredit: Книгоград.


Sastra dan Historiografi dalam Tradisi Rusia

Upaya Reznik ini sejatinya berada dalam tradisi panjang hubungan erat antara puisi dan sejarah dalam budaya Rusia. Di abad ke-19, Alexander Pushkin—yang juga akan menjadi tokoh penting dalam volume ketiga proyek Reznik—telah menulis “Poltava” dan “Bronze Horseman”, dua karya epik yang membingkai sejarah dan politik Rusia dalam bentuk puisi. Begitu pula Nikolai Gogol, yang dalam “Taras Bulba” menggubah semangat kebangsaan melalui narasi sastra.

“Volume ketiga,” ujar Reznik, “akan menjadi bagian tersulit karena saya harus menghadapi keagungan figur seperti Pushkin dan Gogol, serta suasana Rusia di bawah Nikolai I, yang sangat kompleks dan penuh dinamika.” Ia mengakui bahwa puisi bukanlah catatan objektif, tetapi puisi dapat menangkap roh zaman—spiritus temporis—yang sering kali luput dalam analisis sejarah konvensional.

Puisi sebagai Cermin Bangsa

Dalam konteks geopolitik kontemporer, ketika Rusia tengah menegaskan kembali identitas historis dan budayanya di panggung dunia, proyek puisi sejarah ini tampak selaras dengan semangat nasionalisme kultural yang digaungkan oleh berbagai lembaga kebudayaan Rusia. Bahkan, partisipasi Rusia dalam Pameran Buku Internasional Abu Dhabi baru-baru ini (laporan: TASS, 2024) juga memperlihatkan bagaimana literatur dijadikan alat diplomasi budaya.

Dengan menerbitkan Sejarah Negara Rusia dalam Puisi, Ilya Reznik telah menorehkan jejak baru dalam khazanah sastra Rusia modern—sebuah upaya menyampaikan sejarah dengan cara yang menggerakkan rasa, bukan sekadar menjelaskan fakta. Dan di era ketika dunia dibanjiri informasi instan, karya seperti ini mengingatkan kita bahwa memahami sejarah juga berarti merasakannya. Bukan hanya lewat data, tetapi juga melalui keindahan kata.(*)