MAKASSAR, UNHAS.TV – Universitas Hasanuddin menerima kunjungan dari Senior Deputy Minister of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) Jepang, Yano Kazuhiko, pada Rabu (9/7/2025).
Yano Kazuhiko hadir bersama Counselor of The Higher Education (THE) Bureau, Kuniaki Sato dan Officer of Change, Kamisugi.
Kunjungan ini berfokus pada peninjauan Teaching Industry yang dikelola oleh Direktorat Inkubasi Bisnis Teknologi Science and Techno Park (IBT-STP) Unhas.
Teaching Industry merupakan salah satu fasilitas strategis Unhas dalam mengembangkan hasil riset menjadi produk inovatif yang siap digunakan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, rombongan dari Jepang melihat langsung berbagai produk hasil inovasi sivitas akademika Unhas yang telah memasuki tahap inkubasi bisnis.
Mereka juga berinteraksi dengan tim peneliti dan pengelola Teaching Industry untuk memahami proses dan model pengembangan riset berbasis kebutuhan lokal yang diterapkan Unhas.
Kepala Subdirektorat Inkubator dan Startup IBT-STP Unhas, Afdal SE MSc PhD Ak menyebut, Teaching Industry mewadahi seluruh produk hasil inovasi sivitas akademika Unhas untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Teaching Industry ini merupakan wadah bagi hasil penelitian sivitas akademika Unhas. Kami memfasilitasi mereka agar hasil risetnya dapat ditingkatkan kelayakannya, dikomersialkan melalui startup, dan digunakan oleh masyarakat luas," jelasnya.

Senior Deputy Minister of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) Jepang, Yano Kazuhiko, melakukan kunjungan ke Teaching Industry di kampus Unhas, Makassar, Rabu (9/7/2025). (dok unhas.tv)
Ditambahkan Afdal, terdapat enam startup hasil riset dosen yang telah dikelola, ditambah startup dari mahasiswa, alumni, hingga dosen secara mandiri. Seluruh elemen sivitas akademika mendapat ruang yang sama untuk berinovasi dan berwirausaha.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur IBT-STP Unhas, Dr Fauzi R Rahim SE MSi CFP AEPP menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi momentum penting untuk memperlihatkan kesiapan Unhas dalam menyambut program hibah yang didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Kami bersyukur karena dalam proses pengajuan proposal pembangunan STP yang didanai JICA, kunjungan ini memperkuat kepercayaan terhadap kesiapan Unhas," ujarnya.
"Kami menjadi salah satu dari lima perguruan tinggi terpilih di Indonesia. Proyek ini akan berlangsung selama lima tahun, diantaranya mencakup pembangunan gedung, penyediaan peralatan, hingga tenaga ahli dari Jepang," jelas Fauzi.
Sementara itu, Yano Kazuhiko mengaku sangat terkesan dengan inovasi berbasis kebutuhan masyarakat yang dihasilkan oleh Unhas.
"Ini kunjungan pertama saya ke Indonesia. Awalnya saya tidak punya bayangan apa yang dikerjakan di Unhas, tapi setelah melihat langsung dan mendengar penjelasan para peneliti, saya sangat terkesan dan saya paham bahwa penelitian di Unhas sangat memihak pada kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa model riset yang dilakukan Unhas menjadi inspirasi bagi Jepang, yang menurutnya masih perlu mendorong riset-riset yang berorientasi pada kepentingan sosial yakni masyarakat.
"Ke depan, saya akan sangat mendukung kolaborasi seperti ini. Saya akan menganjurkan para peneliti di Jepang untuk belajar dari pendekatan Unhas, yakni riset yang melibatkan masyarakat dan untuk masyarakat," pungkasnya.
(Iffa Aisyah Rahman / Unhas.TV)