MAKASSAR, UNHAS.TV - Pendidikan di era digital tidak lagi terbatas pada ruang kelas tradisional. Dengan teknologi yang terus berkembang, pendekatan baru seperti Mikrokredensial hadir untuk menjawab tantangan dunia kerja modern.
Pendekatan ini menawarkan akses luas, fleksibilitas tinggi, dan peningkatan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan global.
Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Direktorat Transformasi Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (TransDiva) memainkan peran strategis dalam transformasi besar ini.
Sebagai direktorat baru yang dibentuk pada awal tahun 2024, TransDiva hadir untuk mendukung aktivitas pembelajaran sivitas akademika Unhas.
Direktur TransDiva, Sahrianti Saad, SHut MSc PhD, menjelaskan bahwa fokus utama direktorat ini adalah mengimplementasikan inovasi pembelajaran berbasis teknologi, memperluas akses pendidikan internasional, dan memfasilitasi integrasi pembelajaran berbasis pengabdian masyarakat.
TransDiva membawahi tiga subdirektorat utama yang berperan besar dalam transformasi pembelajaran di Unhas. Pertama, Subdirektorat Internasionalisasi Pendidikan, yang fokus pada pengembangan program pendidikan internasional, salah satunya melalui platform Unhas Course, versi internal dari kursus daring seperti Coursera.
Kursus ini membuka peluang bagi masyarakat global untuk mengakses pembelajaran berkualitas tinggi dari para pakar Unhas.
Kedua, Subdirektorat Teknologi dan Inovasi Pembelajaran. Dalam era digital, teknologi menjadi elemen penting dalam proses belajar-mengajar.
Platform seperti Sikola 2.0, Neosia, dan Sipakamase telah diintegrasikan untuk mendukung berbagai aktivitas akademik, termasuk rekognisi kegiatan mahasiswa di luar kelas dan pengelolaan tugas akhir.
Ketiga, Subdirektorat Pendidikan Berbasis Pengabdian Masyarakat. Inovasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu fokus utama, seperti pengembangan model pemberdayaan masyarakat dan KKN internasional.
Prestasi mahasiswa kini dapat dikonversi menjadi kredit akademik, menciptakan sinergi antara pendidikan dan pengabdian.
Mikrokredensial adalah serangkaian kursus singkat yang dirancang untuk memberikan peningkatan kompetensi spesifik, sering kali dengan pengakuan formal berupa sertifikat.
Program ini fleksibel, memungkinkan siapa pun untuk mengambil kursus lintas bidang, seperti seorang tenaga kesehatan yang belajar coding.
"Mikrokredensial tidak menggantikan pendidikan konvensional, tetapi melengkapinya. Pendekatan ini membantu pengembangan soft skill dan kompetensi tambahan yang semakin dicari oleh industri," ujar Sahrianti Saad.
Unhas juga mulai mengembangkan Massive Open Online Courses (MOOCs) yang dapat diakses publik sebagai langkah awal memperluas pendidikan di Indonesia.
TransDiva berencana menjadi tuan rumah berbagai program Mikrokredensial dengan fokus pada fleksibilitas dan keberlanjutan pembelajaran.
Namun, masyarakat perlu cermat memilih program Mikrokredensial yang kredibel. Sahrianti mengingatkan, "Hati-hati dengan promosi yang tidak jelas. Pilihlah program dari lembaga terpercaya untuk mendapatkan manfaat optimal."
Meskipun Mikrokredensial semakin diterima di dunia kerja sebagai pelengkap ijazah, konsistensi peserta hingga menyelesaikan kursus menjadi kunci keberhasilan.
Pergeseran menuju pendidikan berbasis digital adalah peluang sekaligus tantangan. Melalui inovasi yang dikembangkan TransDiva, Unhas membuktikan komitmennya untuk mempersiapkan lulusan yang kompeten secara global dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern.
Mikrokredensial bukan hanya tentang pembelajaran fleksibel, tetapi juga tentang menciptakan generasi yang siap bersaing dan berkontribusi dalam era digital ini.
Unhas membuka pintu bagi siapa saja yang ingin mengembangkan diri, kapan pun dan di mana pun.
"Mari manfaatkan teknologi untuk menciptakan masa depan pendidikan yang inklusif, fleksibel, dan relevan," tutup Sahrianti Saad.(*)
Rizka Fraja (Unhas TV)