Kesehatan

Waspada Saat Padukan Teh dan Makanan Pedas, Ahli Gizi Unhas Ingatkan Risiko Gangguan Lambung

UNHAS.TV – Mengonsumsi teh setelah menyantap makanan pedas mungkin terasa menyegarkan bagi sebagian orang. Namun, kombinasi ini ternyata menyimpan potensi bahaya bagi sistem pencernaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Ulfa Najamuddin, S.Si., M.Kes, dalam wawancara eksklusif di kampus Unhas, awal April 2025 ini.

Ulfa menjelaskan bahwa teh memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi, bahkan melebihi kopi. Sementara makanan pedas mengandung capsaicin, senyawa yang menimbulkan sensasi panas.

Jika keduanya dikonsumsi bersamaan, dapat menyebabkan peningkatan asam lambung yang berujung pada gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan iritasi lambung.

“Teh sebenarnya kandungannya adalah kafein, lebih tinggi dari kopi. Kalau sering dikonsumsi, kafein itu bisa menimbulkan gangguan tidur, dehidrasi, dan iritasi lambung,” jelas Ulfa.

Selain meningkatkan risiko gangguan lambung, teh juga mengandung tanin yang mampu mengikat nutrisi penting dari makanan, seperti zat besi. Akibatnya, tubuh menjadi kesulitan menyerap nutrisi secara optimal.

“Kalau kita konsumsi makanan yang tinggi zat besi dan juga minum teh, maka zat besi ini tidak bisa terserap tubuh dengan baik karena terikat dengan taninnya,” tambahnya.

Meski demikian, Ulfa tidak sepenuhnya melarang konsumsi teh bersama makanan pedas, selama dalam jumlah terbatas dan tidak berlebihan. Menurutnya, capsaicin pada cabai juga memiliki efek menenangkan bagi tubuh.

Sebagai alternatif, ia menyarankan untuk mengganti teh dengan susu rendah lemak atau air putih, yang lebih aman untuk sistem pencernaan dan tetap mampu meredakan rasa pedas secara efektif.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga sistem pencernaan, informasi ini diharapkan dapat menjadi panduan konsumsi yang lebih bijak dalam kehidupan sehari-hari.

(Zulkarnaen Jumar Taufik / Unhas.TV)