Watch Unhas TV Live
Watch Unhas TV Live
Internasional

7 Hacker China Bobol Akun AS, FBI Tawarkan Hadiah Menggiurkan

Amir PR26 Mar, 2024
DIBURU - Tujuh hacker China jadi sasaran perburuan Amerika Serikat setelah diduga membobol sejumlah akun Amerika Serikat.(Departemen Kehakiman AS)

MAKASSAR, UNHAS.TV Departemen Kehakiman Badan intelijen dan keamanan Amerika Serikat Federal Bureau of Investigation (FBI), mengumumkan jutaan akun online warga Amerika telah menjadi sasaran rencana peretasan oleh tujuh hacker asal China.

Mereka dituduh telah melakukan serangan jahat secara massif selama 14 tahun dengan sasaran warga negara Amerika Serikat, dunia usaha, politisi, dan lembaga pemerintah milik Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri AS pun telah mengumumkan hadiah hingga $10 juta atau setara dengan Rp 140 miliar kepada siapa saja yang bisa memberi informasi mengenai tujuh orang tersebut.

Pemerintah Amerika Serikat yakin, serangan cyber yang dilakukan tujuh orang tersebut dilakukan secara rapi dan atas dukungan pemerintah China. Pelaku diduga mengirim lebih dari 10.000 “email jahat”

“Terlihat ada upaya sistematis yang mendapat dukungan pemerintah China untuk melemahkan keamanan siber negara kita dan menargetkan orang Amerika,” kata Direktur FBI Christopher Wray.

“Selama China terus menyasar AS dan mitra kami, FBI akan terus mengirimkan pesan yang jelas bahwa spionase dunia maya tidak akan ditoleransi dan kami akan tanpa kenal lelah mengejar mereka yang mengancam keamanan dan kesejahteraan negara kami,” tambahnya.

Selain AS, pemerintah Inggris juga menuduh pemerintah China bertanggung jawab atas “kampanye siber yang berbahaya” yang menargetkan Komisi Pemilihan Umum dan politisi negara tersebut. Para diplomat di Kedutaan Besar China di London mengatakan pihaknya “sangat menentang” tuduhan tersebut, dan menyebutnya sebagai “fitnah yang sepenuhnya dibuat-buat dan keji”.

Pemerintah Selandia Baru juga mengatakan parlemennya telah menjadi sasaran peretas yang didukung China.

Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC mengatakan, “Tanpa bukti yang nyata, negara-negara terkait mengambil kesimpulan yang tidak beralasan dan membuat tuduhan yang tidak berdasar,” ucapnya.

Menurut FBI, tujuh pria melakukan peretasan dan mengakibatkan pembobolan akun kerja, email pribadi, penyimpanan online, dan catatan panggilan telepon. Email-email yang pelaku kirimkan kepada para sasaran sering kali seolah-olah berasal dari situs berita atau wartawan terkemuka, yang berisi tautan pelacakan tersembunyi.

Jika seseorang membuka email yang dikirimkan kepada mereka, informasi mereka – termasuk lokasi dan alamat IP – akan dikirim ke server yang diduga dikendalikan oleh tujuh terdakwa.

Hacker umumnya mencari informasi tentang sistem keamanan, teknologi, komunikasi, keuangan, dan penelitian yang terkait industri. Informasi ini kemudian dipasok ke satu lembaga untuk dianalisa demi kepentingan intelijen.(amir pr)