Internasional
News
Polhum

Bagaimana Dunia Bergemuruh Menyambut Zohran Mamdani



Zohran Mamdani

Bagi mereka, Mamdani bukan hanya figur inspiratif dari jauh, tapi cermin dari kemungkinan baru bahwa anak muda di kota besar juga bisa menantang politik lama yang penuh kompromi.

Gaya Mamdani yang sederhana, berbicara tentang harga makanan jalanan, transportasi publik, dan perumahan rakyat, dirasa lebih jujur daripada retorika pembangunan yang sering mengawang-awang.

“Kita butuh politik yang sesederhana itu,” ujar Nabila, aktivis perempuan di Jakarta Selatan. “Politik yang mengerti bahwa hak atas tempat tinggal dan mobilitas adalah bentuk keadilan sosial.”

Percakapan di kafe, ruang komunitas, dan media sosial di Jakarta pun ikut berdenyut. Kemenangan Mamdani dipandang sebagai sinyal bahwa generasi muda global kini berbicara dalam bahasa yang sama: keadilan, kesetaraan, dan keberpihakan pada warga biasa.

Politik yang Dinamis

Dunia mungkin tak lagi terpukau seperti saat Obama terpilih, tetapi kemenangan Mamdani tetap menyalakan bara harapan global bahwa politik masih bisa menjadi ruang perubahan, bukan sekadar arena perebutan kuasa.

Di banyak negara, terutama di dunia selatan, politik telah lama terperangkap dalam siklus yang sama, elite berganti tetapi sistem tetap.

Namun kemunculan sosok seperti Mamdani memberi kesan lain, bahwa politik bisa kembali menjadi alat pembebasan sosial, wadah untuk memperjuangkan kesejahteraan warga biasa.

Ia menunjukkan bahwa idealisme belum mati di tengah arus pragmatisme. Di tengah populisme dan polarisasi, masih ada ruang bagi politik yang berpihak kepada rakyat kecil, politik yang membela hak hidup, bukan sekadar memenangkan suara.

Dari New York, gaung itu menjalar ke Jakarta, Delhi, Nairobi, hingga Buenos Aires. Anak-anak muda di berbagai penjuru dunia melihat Mamdani sebagai bukti bahwa sistem bisa diguncang dari dalam.

“Mamdani membuktikan bahwa politik bukan hanya milik mereka yang lahir dengan privilese,” tulis seorang jurnalis muda di Nairobi. “Ia mewakili politik yang lahir dari pengalaman hidup, bukan dari pewarisan kekuasaan.”

Kemenangan Mamdani bukan hanya kisah tentang seorang imigran yang menembus tembok politik Amerika.

Ia adalah kisah tentang dunia yang kembali belajar percaya bahwa di antara keletihan dan kekecewaan global, masih ada secercah keyakinan bahwa politik dapat menjadi alat untuk memperbaiki kehidupan bersama.