LUWU TIMUR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menggandeng PT Vale Indonesia Tbk mendirikan sekolah vokasi pertambangan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Inisiatif ini bertujuan memperkuat kompetensi tenaga kerja lokal dalam mendukung hilirisasi industri dan praktik pertambangan hijau (green mining).
Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, menjelaskan bahwa pendirian sekolah ini merupakan bagian dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani antara Unhas, PT Vale, dan Huayou, perusahaan asal Tiongkok yang menjadi mitra dalam proyek pengolahan nikel.
"Kami tidak ingin masyarakat lokal hanya menjadi penonton atau pekerja kelas bawah," ujar Jamaluddin dalam kunjungannya ke area reklamasi PT Vale di Taman Kehati Sawaregading, Kecamatan Wasuponda, akhir pekan lalu (30/5/2025).
"Harus ada kehadiran pendidikan vokasi dan laboratorium agar potensi daerah bisa dioptimalkan secara berkelanjutan," lanjutnya.
Sebagai perusahaan yang telah beroperasi lebih dari 56 tahun di Indonesia, PT Vale dikenal atas komitmennya terhadap praktik pertambangan berkelanjutan.
Program reklamasi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) menjadi contoh konkret bagaimana pasca tambang dimanfaatkan untuk konservasi lingkungan dan pendidikan.
Kolaborasi antara Unhas dan PT Vale ini disambut positif oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Apalagi hal ini bagian dari komitmen nota kesepahaman yang telah diteken kedua belah pihak.
Bupati Irwan Bachri Syam menyatakan bahwa keberadaan sekolah vokasi pertambangan sangat relevan dengan karakter daerah yang didominasi oleh sektor industri ekstraktif.
"Dengan adanya sekolah ini, anak-anak kami tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan pendidikan teknis yang relevan. Harapannya, mereka bisa langsung terserap di industri yang berkembang di wilayah ini," ucap Irwan.
Dikutip dari Metro.TV, sektor pertambangan dan pengolahan logam menjadi tulang punggung ekonomi Luwu Timur, menyumbang lebih dari 60% Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam konteks ini, hadirnya lembaga pendidikan vokasi dianggap strategis untuk memastikan keberlanjutan industri sekaligus penguatan SDM lokal.
Pemerintah pusat sendiri tengah mendorong percepatan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, terutama nikel, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.
Dalam skema tersebut, kemitraan antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah daerah seperti di Luwu Timur menjadi model kolaboratif yang diharapkan bisa direplikasi di wilayah lain.
Dengan dibangunnya sekolah vokasi ini, Luwu Timur diharapkan tak hanya menjadi pusat produksi, tetapi juga pusat pendidikan dan inovasi pertambangan berkelanjutan di Indonesia Timur.
(Rahmatia Ardi / Unhas.TV)