MAKASSAR, UNHAS.TV – Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Unit Kerja Khusus (UKK) Layanan Sains dan Jasa Laboratorium menyelenggarakan workshop inventarisasi peralatan laboratorium berbasis aplikasi UKK di Unhas Hotel and Convention, Rabu (1/10/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh laboratorium yang ada di Unhas yang jumlahnya mencapai sekitar 200 laboratorium, dengan tujuan memetakan kondisi peralatan laboratorium.
Kepala UKK Sains dan Jasa Laboratorium Unhas, Prof Dr Eng Muhammad Niswar ST MIT, menjelaskan bahwa inventarisasi ini penting untuk memastikan fungsi laboratorium berjalan optimal.
“Dengan aplikasi UKK, pimpinan maupun kepala lab bisa langsung mengetahui kondisi peralatan tanpa harus mencari manual," ujar Niswar.
"Mulai dari fungsi, jumlah, hingga kondisi alat, apakah baik atau rusak, semua bisa dipantau secara digital. Dari situ, kita juga bisa melihat kebutuhan pengadaan baru agar layanan laboratorium tetap maksimal,” tambahnya.
Ia menegaskan, keberadaan laboratorium yang terkelola dengan baik sangat vital, tidak hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran, tetapi juga melayani kebutuhan pengujian dari industri maupun masyarakat.

APLIKASI UKK. Workshop inventarisasi peralatan laboratorium berbasis aplikasi UKK di Unhas Hotel and Convention, Rabu (1/10/2025). (dok unhas.tv)
Sementara itu, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) sekaligus Ketua PLP Unhas, Fitriyani SSi MKM, menilai kehadiran aplikasi UKK membuat pengelolaan laboratorium lebih terintegrasi.
“Sebelumnya, setiap lab punya format inventarisasi sendiri. Sekarang lebih mudah karena sudah terpusat di aplikasi UKK. Peneliti, baik dari Unhas maupun luar, bisa mencari alat atau jenis pengujian sesuai kebutuhan mereka dengan lebih cepat,” jelasnya.
Fitriyani menambahkan, aplikasi UKK sederhana untuk digunakan. Data yang diinput meliputi nama dan fungsi alat, jumlah, foto, serta lokasi laboratorium tempat alat tersebut berada.
Selain fokus pada peralatan, Prof. Niswar juga menekankan pentingnya memperhatikan jenjang karir laboran. Menurutnya, laboran perlu diarahkan agar memiliki posisi profesional tersendiri, tanpa harus beralih ke jabatan lain seperti tenaga kependidikan atau struktural.
“Kami berharap laboran punya jenjang karir khusus. Kalau bekerja dengan baik, mereka bisa memiliki jabatan fungsional yang jelas, sehingga lebih fokus pada tugas sebagai laboran,” pungkasnya.
Melalui workshop ini, Unhas berharap pengelolaan laboratorium semakin profesional dan mampu memperkuat layanan riset serta inovasi yang terbuka bagi masyarakat luas.
(Rizka Fraja / Unhas.TV)