News

Dokter THT-BKL Tukar Gagasan di Makassar, Sekun Unhas: Inovasi Kualitas Layanan

MAKASSAR, UNHAS.TV - Sekretaris Universitas Prof Ir Sumbangan Baja MPhil PhD membuka kegiatan 7th Head and Neck Conference yang digelar Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (Perhati-KL) di Hotel Claro, Makassar, Jumat (3/5/2024).

Hadir mewakili rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sumbangan menyampaikan konferensi ini sebagai wadah untuk memfasilitasi pertukaran gagasan, pengetahuan, dan pengalaman di antara dokter spesialis THT BKL dalam mewujudkan kualitas pelayanan.

Dikutip dari rilis Humas Unhas, konferensi ini dihadiri para ahli, praktisi medis, dan peneliti yang memiliki minat dalam mengembangkan serta meningkatkan kesehatan THT BKL di Indonesia.

Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan yang berlangsung mulai dari 1- 4 Mei 2024 di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar ini.

"Konferensi ini sangat bagus dalam memfasilitasi pertukaran gagasan, pengetahuan, dan pengalaman di antara peserta konferensi untuk menciptakan inovasi terkini dalam bidang kesehatan," kata Prof Sumbangan.

"Melalui konferensi ini, peserta dapat mengakses pengetahuan terbaru, bertukar ide dengan rekan sejawat, dan membangun jaringan kolaborasi yang kuat untuk meningkatkan standar layanan kesehatan dan rumah sakit," ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof Sumbangan mengatakan THT-BKL memegang peran yang krusial dalam kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya berkelanjutan dalam mengembangkan inovasi yang dapat diaplikasikan dalam praktek medis.

Lebih lanjut, Prof Sumbangan mengharapkan hadirnya ahli ini juga dapat memberikan gagasan memperbaiki kurikulum pendidikan perguruan tinggi dalam bidang THT-BKL.

“Lewat diskusi ini para peserta juga dapat berbagi pemikiran mereka tentang bagaimana meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, termasuk penggunaan teknologi terbaru,” ujar Prof Sumbangan.

Konferensi ini juga dirangkaikan dengan sesi diskusi, melalui para peserta dapat berbagi pengalaman dan ide untuk mengatasi berbagai hambatan, termasuk aksesibilitas layanan kesehatan, kekurangan sumber daya, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan THT-BKL. (*)