MAKASSAR,UNHAS.TV– Senyum pasien yang keluar dari pintu Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Universitas Hasanuddin kini bukan hanya tanda kelegaan usai berobat. Senyum itu juga menjadi simbol sebuah era baru—sebuah transformasi yang menyentuh pasien, mahasiswa, bahkan masyarakat di pelosok. Semua ini, ditegaskan Direktur RSGMP Unhas, drg. Andi Tajrin,M.Kes., Sp.BM., SubSp.,C.O.M(K) merupakan buah dari kebijakan yang visioner dan dukungan penuh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc.
Kemandirian yang Menghidupkan Inovasi
Direktur RSGMP Unhas, drg. Andi Tajrin, menegaskan bahwa langkah paling penting dalam perubahan ini adalah kebijakan kemandirian finansial. Status Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) membuka jalan bagi RSGMP untuk mengelola pendapatannya sendiri. “Rektor sebagai pemegang keputusan tertinggi tahu betul sistem dan manajemen RSGM agar bisa maju,” ujar Andi Tajrin.
Hasilnya langsung terasa: ruang tunggu dan klinik direvitalisasi, teknologi mutakhir seperti Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dan CAD/CAM digital dentistry dihadirkan, serta pelayanan pasien miskin dengan celah bibir dan langit-langit digratiskan setiap hari. Tak hanya itu, kolaborasi dengan pakar internasional pun terjalin, membawa RSGMP semakin percaya diri berdiri sejajar dengan rumah sakit pendidikan kelas dunia.

RSGMP Unhas terus tumbuh menjadi unit unggulan dengan lonjakan kunjungan pasien dari tahun ke tahun. Data menunjukkan peningkatan signifikan baik pada layanan rawat jalan maupun rawat inap, mencerminkan kepercayaan publik yang semakin kuat terhadap kualitas pelayanan, kelengkapan fasilitas, dan kompetensi tenaga medis RSGMP sebagai pusat rujukan utama di Kawasan Timur Indonesia. (Kredit: RSGMP Unhas.)
Dari Makassar untuk Indonesia Timur
Capaian RSGMP bukan sekadar angka statistik. Lonjakan pasien dari tahun ke tahun menunjukkan kepercayaan publik yang semakin menguat. Kini, pasien tak hanya datang dari Makassar, tetapi juga dari Sulawesi, Maluku, Papua, hingga Kalimantan. Banyak rumah sakit daerah bahkan menjadikan RSGMP sebagai pusat rujukan utama kasus gigi dan mulut yang sulit ditangani.
Kredibilitas ini kian kokoh setelah RSGMP meraih akreditasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama pertama di Indonesia. “Status ini jaminan mutu, setiap tindakan medis berbasis riset terkini dan di bawah supervisi guru besar serta staf senior FKG Unhas,” jelas Andi Tajrin.
Inovasi untuk Mahasiswa: Dari Gratis Hingga Tepat Waktu
Di bawah arahan Prof. JJ, RSGMP juga tampil sebagai rumah bagi mahasiswa Unhas. Program “Mahasiswa Unhas Bebas Penyakit Gigi dan Mulut” memastikan ribuan mahasiswa mendapat layanan kesehatan gigi gratis. Selain itu, ada subsidi pasien bagi mahasiswa profesi dokter gigi (koas), pemberian jasa medis kolektif bagi mahasiswa spesialis, hingga sistem “One Visit Departemen” yang mempercepat kelulusan tepat waktu.
Andi Tajrin menilai kebijakan ini revolusioner: “Seluruh program itu lahir dari keberanian pimpinan universitas untuk menata ulang sistem pendidikan kedokteran gigi. Ini yang pertama di Indonesia, dan masih berjalan baik sampai sekarang.”
Kepemimpinan Prof JJ: Membangun Siklus Positif
Transformasi RSGMP adalah cerminan gaya kepemimpinan Prof. JJ—transparan, akuntabel, dan berorientasi pada solusi nyata. Ia membangun siklus positif: memberi keleluasaan RSGMP mengelola pendapatan, lalu hasilnya kembali dipakai untuk memperkuat layanan dan pendidikan.
Kini, RSGMP bukan hanya rumah sakit gigi dan mulut, tetapi juga simbol kepercayaan masyarakat, kebanggaan sivitas akademika, dan bukti bahwa visi seorang rektor dapat mengubah wajah pelayanan kesehatan.
Era baru RSGMP Unhas benar-benar lahir di bawah komando Prof. JJ, dan perjalanan ini baru saja dimulai.(*)