MAJENE, UNHAS.TV - Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin (Unhas) Posko 114 melaksanakan program kerja bertema Pengembangan Desa Wisata Berbasis 5A Pariwisata (Attraction, Activity, Amenities, Accommodation, dan Accessibility) di Desa Limboro Rambu-Rambu, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Kegiatan ini berlangsung selama Juli hingga awal Agustus 2025, diawali dengan seminar program kerja sebagai ajang sosialisasi dan pembukaan kerja sama dengan masyarakat desa.
Program ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi lokal desa melalui pendekatan atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas, aktivitas budaya, serta layanan penunjang.
Seluruh kegiatan dirancang dengan pendekatan kolaboratif antara mahasiswa, pemerintah desa, tokoh adat, pelaku UMKM, dan warga setempat.
Beberapa program unggulan yang dilaksanakan antara lain revitalisasi Pemandian Air Panas Limboro sebagai magnet wisata utama, yang dilengkapi dengan spot foto, taman kecil, papan informasi, serta infrastruktur pendukung seperti toilet dan kios.
Selain itu, jalur pendakian Gunung Tandok dibuka kembali untuk menambah daya tarik wisata alam. Mereka juga menyusun Website Profil Desa sebagai pusat informasi dan promosi potensi Limboro Rambu.
Di sektor ekonomi, mahasiswa mengadakan pelatihan dan pendampingan UMKM untuk mengolah hasil bumi lokal seperti gula aren, cengkeh, coklat, dan kemiri, serta membantu pelaku usaha mengakses platform digital seperti Shopee dan TikTok Shop.
Menariknya, kegiatan edukatif juga dilakukan dalam bentuk sosialisasi pemilahan sampah kepada masyarakat.
Program ini mengenalkan cara memilah sampah organik dan anorganik, pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga, hingga penyediaan tempat sampah terpilah sebagai bagian dari budaya bersih di lingkungan wisata.
Tak hanya itu, mahasiswa juga mendokumentasikan sejarah lisan tentang tokoh leluhur “To Makaka,” yang selama ini hanya diturunkan secara turun-temurun.
Upaya ini menjadi langkah penting dalam memperkuat identitas budaya desa sebagai bagian dari wisata sejarah berbasis literasi.
“Kami percaya bahwa sejarah adalah pondasi identitas suatu daerah. Oleh karena itu, penting untuk mendokumentasikan cerita-cerita ini agar tidak hilang dimakan waktu," kata mahasiswa KKN Unhas dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Yosua.
"Dengan seminar ini, kami ingin membuka ruang kesadaran bahwa sejarah lokal adalah aset berharga,” la lanjutnya.
Di akhir kegiatan, Yosua menyampaikan harapannya, "Saya berharap sinergi antara mahasiswa dan masyarakat desa dapat membuahkan perubahan nyata yang tetap terasa meski KKN-T ini telah selesai,” tutupnya. (*)