Mahasiswa

Mahasiswa KKN Unhas Sulap Buku Jadi Cerita dan Bangkitkan Literasi di Jeneponto



Ilustrasi seorang mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin membacakan cerita bergambar hasil olahan buku perpustakaan kepada siswa MTs Muhammadiyah Tombo-Tombolo, di kaki Gunung Silanu, Jeneponto. Selama empat hari, program literasi ini menghidupkan kembali semangat membaca dan menulis siswa, membuktikan bahwa di tengah era digital, kekuatan cerita dan imajinasi masih menjadi jembatan emas bagi pendidikan karakter dan kreativitas anak bangsa. Kredit: Chat GPT.
Ilustrasi seorang mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin membacakan cerita bergambar hasil olahan buku perpustakaan kepada siswa MTs Muhammadiyah Tombo-Tombolo, di kaki Gunung Silanu, Jeneponto. Selama empat hari, program literasi ini menghidupkan kembali semangat membaca dan menulis siswa, membuktikan bahwa di tengah era digital, kekuatan cerita dan imajinasi masih menjadi jembatan emas bagi pendidikan karakter dan kreativitas anak bangsa. Kredit: Chat GPT.


Dari Perpustakaan Sunyi Menjadi Ruang Ekspresi

Sambutan dari pihak MTs Muhammadiyah Tombo-Tombolo pun luar biasa positif. Guru-guru di sekolah tersebut melaporkan adanya perubahan signifikan pada siswa. "Kami sangat berterima kasih. Anak-anak terlihat lebih berani mengekspresikan diri dan menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap buku," ujar salah satu guru Bahasa Indonesia dengan nada haru. Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi, melainkan refleksi dari dampak nyata di lapangan. Minat membaca yang tadinya mungkin sebatas kewajiban, kini beralih menjadi sebuah petualangan.

Ajeng, salah satu siswi peserta kegiatan, dengan polosnya menyampaikan perasaannya. "Kami jadi suka baca buku cerita dan kakak-kakak baik semua." Kesederhanaan ungkapan Ajeng justru menunjukkan keberhasilan program ini: membuat literasi menjadi hal yang menyenangkan dan dekat dengan dunia anak-anak.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, di mana perhatian mudah terpecah oleh gawai dan media sosial, kegiatan KKN ini menjadi pengingat penting. Bahwa kekuatan cerita, sentuhan personal, dan dedikasi seorang mahasiswa, mampu menanamkan semangat literasi yang berkelanjutan. Bukan hanya bagi generasi muda di pelosok Sulawesi Selatan, tetapi juga sebagai inspirasi bagi masyarakat dunia, bahwa perubahan besar seringkali dimulai dari langkah-langkah kecil yang penuh ketulusan. Mahasiswa KKN Unhas di Jeneponto telah membuktikan, bahwa membaca bukan hanya mengisi kepala, tetapi juga membuka pintu imajinasi untuk menciptakan karya.(*)