MAKASSAR, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan sosialisasi dan praktik pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dari bonggol pisang di Lembang Benteng Mamullu, Kecamatan Kapala Pitu, Kabupaten Toraja Utara, awal pekan ini.
Kegiatan ini dilatarbelakangi banyaknya limbah organik dari hasil pertanian maupun rumah tangga yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya adalah bonggol pisang, yang kerap dianggap limbah tanpa nilai guna. Padahal, bonggol pisang mengandung banyak mikroorganisme alami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk organik cair (POC).
Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai alternatif pembuatan pupuk organik cair (POC) yang murah, mudah dibuat, dan ramah lingkungan.
MOL merupakan bahan utama dalam pembuatan pupuk organik, dan salah satu sumber MOL yang potensial adalah bonggol pisang yang banyak tersedia di Lembang Benteng Mamullu.
Kegiatan dimulai pembagian pre test kepada warga yang hadir, kemudian pembagian brosur berisi panduan dan dilanjutkan penyampaian materi mengenai definisi MOL, manfaatnya bagi pertanian, serta kandungan mikroorganisme dalam bonggol pisang.
Kemudian, warga diajak langsung mempraktikkan cara membuat MOL menggunakan bahan-bahan sederhana seperti air cucian beras, gula merah, dan bonggol pisang yang telah dihancurkan.
Sosialisasi dibawakan oleh Elpina Sihombing, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unhas, yang juga menjabat sebagai penanggung jawab kegiatan.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong masyarakat memanfaatkan limbah organik seperti bonggol pisang untuk membuat pupuk cair yang bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman, baik di kebun maupun untuk pertanian skala kecil," ujar Elpina Sukmawaty Sihombing, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sekaligus koordinator kegiatan.
Warga desa antusias mengikuti kegiatan ini. Beberapa warga bahkan menyatakan ketertarikan terus mengembangkan MOL ini untuk kebutuhan pertanian mandiri di lahan sekitar rumah mereka.
Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pertanian berkelanjutan serta pemanfaatan limbah organik rumah tangga sebagai sumber daya yang bermanfaat.(*)