MAKASSAR, UNHAS.TV - Sebagian orang merasa nyaman tidur malam dalam keadaan terang dan lampu menyala. Sebagian lagi justru menyukai tidur dalam keadaan gelap.
Tidur seringkali dikaitkan sebagai respon otomatis dari tubuh untuk beristirahat. Tidak hanya berfungsi memulihkan fisik, tidur juga punya kaitan dengan pemulihan mental.
Mereka yang punya kualitas tidur yang baik yang ditandai dengan seberapa lama seseorang merasakan nyenyak, ternyata punya kecenderungan untuk lebih produktif setelah bangun.
Terkait dengan pilihan tidur malam dalam keadaan terang atau gelap, sejumlah penelitian menunjukkan, tidur malam dalam keadaan terang, justru berdampak buruk pada kesehatan pelakunya. Kualitas tidurnya pun ternyata lebih rendah dibanding tidur dalam keadaan gelap.
Ini karena tubuh memiliki mekanisme respon otomatis terhadap pencahayaan dan ini terkait dengan ritme circadian dan hormon melatonin.
Ritme circadian yang menjadi bagian dari jam biologis tubuh, berfungsi mengatur bagaimana tubuh bereaksi pada saat siang dan malam serta kapan waktu untuk tidur dan kapan waktu untuk bangun.
Ritme ini dipengaruhi banyak faktor yakni suasana hati, kewaspadaan, suhu tubuh, dan fungsi cardiovascular. Adapun melatonin, adalah hormon yang yang diproduksi tubuh untuk menimbulkan sensasi santai. Hormon ini sangat peka cahaya.
Ketika ritme tubuh menunjukkan waktu yang tepat untuk tidur, tubuh (khususnya kelenjar pineal di otak) secara otomatis memproduksi hormon melatonin untuk membuat tidur lebih nyenyak.
Namun, pada saat tubuh terpapar cahaya, otak mungkin tidak akan memproduksi hormon melatonin sebab bingung apakah ini waktu malam atau siang.
"Secara teori, cahaya lampu tidak berhubungan langsung dengan kualitas tidur, namun cahaya lampu berwarna merah, kuning, dan waarna hangat lainnya ternyata bisa membantu produksi melatonin sehingga mutu tidur bisa lebih bagus," kata dosen psikologi Universitas Hasanuddin Susi Susanti SPsi MA.
"Dari literaatur yang saya baca, cahaya lampu mudah mendistraksi kualitas tidur. Kualitas tidur yang terganggu sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari, termasuk salah satunya konsentrasi dalam belajar," tambahnya.
Pada National Sleep Foundation, studi terbaru dari Ohio State University mengungkapkan, tidur di ruangan terang lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan tidur di ruangan yang gelap.(*)
Zahra Tsabitha Sucheng (Unhas TV)