News
Pendidikan

Mengintip Dapur Sehat Jepang: FKM Unhas dan Toyo Foods Dorong Standar Keamanan Pangan Kelas Dunia di Sekolah

undefined

MAKASSAR, UNHAS.TV - Makanan sekolah bukan sekadar asupan gizi, melainkan fondasi bagi kesehatan dan masa depan generasi muda. Namun, bagaimana menjamin makanan yang disajikan benar-benar aman, bersih, dan higienis?

Pertanyaan krusial ini dijawab melalui sebuah guest lecture yang digelar oleh Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas).

Bertajuk “Learning from Japan: Food Safety Management in School Feeding Systems,” kuliah tamu ini menjadi ruang belajar langsung dari Toyo Foods Jepang, sebuah perusahaan yang selama 58 tahun beroperasi, belum pernah mencatatkan satu pun insiden keracunan makanan.

Resep Rahasia Food Safety dari Negeri Sakura

Acara yang digelar di ruang K-225 FKM Unhas pada Kamis (23/10) ini dihadiri lebih dari 100 peserta, baik luring maupun daring, termasuk sivitas akademika Unhas dan perwakilan dari Jepang.

Kehadiran guru besar dari Fakultas Pertanian Unhas, Prof. Dr. Ir. Dorothea Agnes Rampisela, juga menunjukkan relevansi isu ini di berbagai bidang.

Inti pembahasan terletak pada paparan yang disampaikan oleh Ms. Momoko Fujii (Registered Dietitian) dari Toyo Foods.

Ia mengungkap detail protokol ketat yang dijalankan di pusat pengolahan makanan sekolah mereka, yang menjadi kunci zero incident keracunan. “Setiap proses pengolahan dilakukan dengan protokol ketat,” ungkap Ms. Momoko.

Prosesnya dimulai pukul 7 pagi dengan penerimaan bahan baku yang super selektif. Kemudian, proses pencucian dan pengupasan menggunakan metode tiga kompartemen untuk memastikan kebersihan optimal.

Puncak dari keamanan adalah pengendalian suhu yang presisi:

  • Memasak: Suhu dijaga minimal 75C selama satu menit.
  • Pendinginan Cepat: Setelah matang, makanan langsung didinginkan cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
  • Aturan ‘2 Jam’: Makanan harus dikonsumsi maksimal dua jam setelah dimasak untuk menghindari paparan suhu tidak aman yang berpotensi memicu kontaminasi.

Ms. Momoko juga menekankan satu langkah sederhana namun vital yang relevan dengan kondisi Indonesia: mencuci tangan yang baik dan benar. "Setiap kegiatan pengolahan makanan sebaiknya diawali dan diakhiri dengan mencuci tangan, karena ini adalah kunci utama dalam mencegah kontaminasi silang," tegasnya.


Berdasarkan foto terlampir dan laporan berita mengenai kuliah tamu tersebut, berikut adalah keterangan foto yang sesuai:

Keterangan Foto:

Apresiasi Kolaborasi Internasional: Perwakilan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas menyerahkan plakat dan sertifikat kepada pembicara dari Toyo Foods dan International Child Nutrition Promotion Association Representative Director, Jepang, usai sesi Guest Lecture bertajuk “Learning from Japan: Food Safety Management in School Feeding Systems” di FKM Unhas, Makassar, Kamis (23/10). Kolaborasi ini menjadi upaya Unhas dalam mengadopsi standar keamanan pangan kelas dunia untuk program makanan sekolah di Indonesia. Tampak dalam foto: (dari kiri ke kanan) Mr. Noro Shoji (Toyo Foods), perwakilan FKM Unhas, Ms. Momoko Fujii (Toyo Foods), perwakilan FKM Unhas, dan Mr. Kuriwaki Kei (International Child Nutrition Promotion Association Representative Director).
Apresiasi Kolaborasi Internasional: Perwakilan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas menyerahkan plakat dan sertifikat kepada pembicara dari Toyo Foods dan International Child Nutrition Promotion Association Representative Director, Jepang, usai sesi Guest Lecture bertajuk “Learning from Japan: Food Safety Management in School Feeding Systems” di FKM Unhas, Makassar, Kamis (23/10). Kolaborasi ini menjadi upaya Unhas dalam mengadopsi standar keamanan pangan kelas dunia untuk program makanan sekolah di Indonesia. Tampak dalam foto: (dari kiri ke kanan) Mr. Noro Shoji (Toyo Foods), perwakilan FKM Unhas, Ms. Momoko Fujii (Toyo Foods), perwakilan FKM Unhas, dan Mr. Kuriwaki Kei (International Child Nutrition Promotion Association Representative Director).


Sanitasi Peralatan: Lebih dari Sekadar Bersih

Melengkapi materi keamanan pangan, Mr. Kuriwaki Kei (International Child Nutrition Promotion Association Representative Director) membahas standar sanitasi peralatan makan. Standar ini tidak hanya mementingkan kebersihan, tetapi juga sterilisasi total.

Prosesnya mencakup tiga tahap utama yang ketat sesuai pedoman MEXT dan MHLW Jepang:

1. Pembersihan: Menghilangkan sisa makanan menggunakan detergen dan air hangat, disarankan menggunakan mesin pencuci.

2. Desinfeksi: Bisa dilakukan dengan perendaman larutan sodium hypochlorite (100–200 ppm) atau menggunakan air panas/85°C selama lebih dari 30 menit.

3. Pengeringan dan Penyimpanan: Peralatan dikeringkan sempurna menggunakan pengering udara panas atau dibiarkan mengering alami, lalu disimpan dalam lemari tertutup dan steril.

“Peralatan hanya boleh disentuh menggunakan penjepit atau sarung tangan bersih hingga digunakan kembali,” jelas Mr. Kuriwaki, menggarisbawahi komitmen total terhadap higienitas.

Komitmen Unhas untuk Sekolah Sehat

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Prof. Anwar Mallongi, S.KM., M.Sc., Ph.D selaku Wakil Dekan III Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi FKM Unhas, dan dimoderatori oleh Irmayanti, S.Gz., M.P.H, dosen dari Departemen Gizi FKM Unhas.

Kuliah tamu ini bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkuat komitmen Unhas terhadap pencapaian SDG 2 (Zero Hunger) dan SDG 3 (Good Health and Well-being), dengan fokus pada akses makanan bergizi dan aman bagi anak-anak sekolah.

Selain itu, kolaborasi ini mendukung SDG 17 (Partnerships for the Goals), memperkuat hubungan akademik Indonesia-Jepang.

Melalui pembelajaran dari praktik terbaik Toyo Foods, FKM Unhas berharap dapat mengadopsi dan mengembangkan sistem keamanan pangan sekolah yang efektif.

Ini adalah langkah strategis untuk memberikan dampak positif terhadap status gizi dan kualitas hidup siswa, memastikan bahwa setiap piring makanan sekolah adalah jaminan kesehatan dan masa depan generasi. (*)