Mahasiswa

Peduli Pariwisata Berkelanjutan, Mahasiswa KKN Tematik Unhas Sosialisasi Konservasi Terumbu Karang

BULUKUMBA, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar sosialisasi bertema “Laut Lestari, Wisata Berseri: Sosialisasi Konservasi Terumbu Karang untuk Pariwisata Berkelanjutan”.

Kegiatan tersebut dilangsungkan di Ruang Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Pulau Liukang Loe, Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Jumat (25/7/2025).

Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir mengenai pentingnya menjaga ekosistem laut, khususnya terumbu karang, sebagai penopang sektor pariwisata berkelanjutan. Hadir sejumlah nelayan, pelaku usaha wisata bahari, perangkat desa, serta pemuda setempat.

Penanggung jawab kegiatan, Dimas Bima Saputra, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kerja individu mahasiswa KKNT.

“Kami ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang peran terumbu karang dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat terlibat langsung dalam upaya konservasi dan menjadikan pelestarian lingkungan sebagai daya tarik wisata lokal,” ungkap Dimas.

Sosialisasi menghadirkan narasumber dari Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba. Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan kondisi terkini terumbu karang di sekitar Pulau Liukang Loe.

Narasumber juga mengungkapkan ancaman yang dihadapi serta langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut.

Diketahui, terumbu karang tidak hanya berfungsi sebagai habitat bagi biota laut, tetapi juga menjadi benteng alami yang melindungi garis pantai dari abrasi, sekaligus menjadi daya tarik utama wisata bahari.

Namun, kerusakan karang akibat penangkapan ikan yang merusak, pencemaran, dan aktivitas wisata yang tidak ramah lingkungan terus menjadi tantangan serius.

Dalam sesi diskusi, sejumlah warga menyampaikan kekhawatiran terkait isu lingkungan. Salah satu warga, Nafa, istri Kepala Dusun Liukang Loe, mengungkapkan keresahan atas kabar rencana pembangunan pabrik urea di pesisir Pantai Lemo-Lemo hingga Pantai Bira.

“Dulu Banteng memiliki laut yang indah, tetapi setelah adanya pabrik, limbah yang dibuang ke laut menyebabkan pencemaran, menurunkan pendapatan nelayan, dan memicu penyakit akibat udara buruk seperti gangguan paru-paru serta penyakit kulit," ujarnya.

"Kami khawatir hal yang sama terjadi di sini jika pabrik itu benar-benar dibangun. Pemerintah harus tegas, karena janji yang tidak ditepati sudah banyak merugikan masyarakat,” tegas Nafa.

Isu tersebut menjadi perhatian serius peserta, karena potensi pencemaran dapat merusak ekosistem laut yang menjadi penopang utama pariwisata di Desa Bira.

Aksi Nyata: Transplantasi Terumbu Karang

>> Baca Selanjutnya