News

Profil Tanri Abeng, Manajer Pertama Bergaji Rp 1 Miliar

Setamat SMA, Tanri Abeng sempat berkuliah di Universitas Hasanuddin sampai tingkat 5. Sambil kuliah ia bekerja paruh waktu di perusahaan eksportir dan mengajar bahasa Inggris di satu SMA di Makassar.

Dari Universitas Hasanuddin, ia melanjutkan pendidikan ke Graduate School of Business Administration, University at Buffalo, New York, Amerika Serikat.

Berbekal beasiswa dari State University, New York, Amerika Serikat, Tanri Abeng tak sempat pulang ke Makassar tetapi melanjutkan pendidikan untuk meraih gelar Master of Business Admisinitration (MBA).

Semasa di Amerika Serikat, ia sempat mengikuti program pelatihan manajemen Union Carbide di Amerika Serikat dan kemudian ditempatkan di perusahaan itu di Jakarta sebagai manajer keuangan selama 1969-1979.

Kariernya terus menanjak sampai menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia. Ia juga menjadi Direktur Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976) dan pada tahun 1977-1979, ia merangkap sebagai manajer pemasaran Union Carbide Singapura.

Tahun 1979, ia pindah ke PT Perusahaan Bir Indonesia, perusahaan yang memproduksi
produsen bir Belanda, Heineken.

Uniknya, ia diterima sebagai direktur utama di perusahaan setelah melewati wawancara kerja selama 15 menit meski pada saat itu ia tidak bisa berbahasa Belanda dan tidak minum bir.

Ia kemudian mengubah nama PT Perusahaan Bir Indonesia menjadi Multi Bintang Indonesia. Pada tahun 1982, ia menaikkan laba perusahaan menjadi Rp 4 miliar, naik Rp 500 juta sebelum ia bergabung.

Tahun 1991, Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah menjadi direktur utama di perusahaan Bakrie & Brothers, perusahaan milik keluarga Aburizal Bakrie.

Kendati demikia, ia masih tetap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia hingga Maret 1998.

Saat bergabung di Bakrie & Brithers, perusahaan itu memiliki lebih dari 60 anak perusahaan. Langkah pertama yang ia lakukan adalah merestrukturisasi perusahaan untuk hanya fokus pada tiga bidang utama: telekomunikasi, dukungan infrastruktur, dan perkebunan.

Langkah ini berbuah hasil yang mencengankan katena mampu meningkatkan penjualan tahunan dari sekitar 50 juta Dollar AS menjadi 700 juta Dollar AS pada akhir tahun 1996.

Dari prestasi itulah ia kemudian dikenal sebagai Manajer Rp 1 miliar atas bayaran yang ia terima dari perusahaan itu.

BACA SELANJUTNYA >>>

>> Baca Selanjutnya