Kesehatan
Kuliner

Puasa Ramadan: Ibadah yang Menyehatkan, Jaga Gizi Seimbang saat Berbuka dan Sahur

UNHAS.TV - Puasa Ramadan tidak hanya menjadi kewajiban ibadah bagi umat Islam, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa.

Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa puasa dapat membantu mengatur metabolisme, meningkatkan fungsi otak, dan memperbaiki sistem pencernaan. Namun, untuk mendapatkan manfaat optimal, pola makan selama Ramadan harus diatur dengan baik.

Guru Besar dan Pakar Gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin, Prof dr Veni Hadju MSc PhD menjelaskan bahwa puasa memberikan kesempatan bagi tubuh untuk melakukan detoksifikasi alami.

"Selama berpuasa, tubuh beristirahat dari proses pencernaan yang terus-menerus bekerja sepanjang hari. Ini memungkinkan sel-sel tubuh untuk memperbaiki diri dan mengeluarkan racun," ujar Prof. Veni.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Nutrition and Metabolism, disebutkan bahwa puasa intermiten, termasuk puasa Ramadan, dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar gula darah, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2.

Selain itu, penelitian lain dari American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan produksi hormon pertumbuhan yang berperan penting dalam regenerasi sel dan memperlambat proses penuaan.

Namun, untuk tetap bugar selama Ramadan, pemilihan makanan saat sahur dan berbuka menjadi faktor kunci. "Jangan lupa konsumsi protein dan lemak sehat dari telur, ikan, dan kacang-kacangan untuk menjaga daya tahan tubuh," tambahnya.

Prof Veni menyarankan agar sahur mengandung karbohidrat kompleks seperti oatmeal, nasi merah, dan roti gandum yang dicerna lebih lambat, sehingga energi dapat bertahan lebih lama. 

Sementara itu, saat berbuka puasa, sebaiknya menghindari makanan yang terlalu manis dan berlemak tinggi. Mengacu pada prinsip gizi seimbang, berbuka sebaiknya dimulai dengan kurma dan air putih untuk mengembalikan kadar gula darah yang turun selama berpuasa.

"Kurma mengandung glukosa alami yang mudah diserap tubuh, sehingga memberikan energi instan tanpa menyebabkan lonjakan gula darah berlebihan," jelas Prof. Veni.

Selain manfaat metabolisme, puasa juga terbukti memiliki efek positif bagi kesehatan mental. Penelitian dari Frontiers in Psychology menunjukkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres dan memperbaiki suasana hati.

"Puasa melatih kesabaran, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan fokus mental karena tubuh mengalami peningkatan produksi endorfin," terang Prof. Veni.

Meskipun memiliki banyak manfaat, puasa tetap harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi kesehatan individu. Bagi mereka yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, konsultasi dengan dokter sebelum menjalani puasa sangat disarankan.

"Puasa dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan seseorang, tetapi jangan sampai mengorbankan kesejahteraan tubuh," tutupnya.

Dengan pola makan yang tepat dan keseimbangan antara ibadah serta kesehatan, puasa Ramadan dapat menjadi momentum untuk memperbaiki gaya hidup dan meningkatkan kesejahteraan tubuh secara keseluruhan. (*)