MAKASSAR, UNHAS.TV - Meski sering dianggap sepele, sariawan rupanya bisa menjadi pertanda seseorang mengidap kanker. Seperti apa ciri-cirinya, berikut informasinya.
Orang yang sering mengalami sariawan perlu waspada karena penyebabnya bukan hanya karena lapisan mukosa di rongga mulut tergigit atau karena pengaruh panas dalam.
Boleh jadi sariawan itu muncul sebagai pertanda seseorang mengidap kanker mulut atau yang lebih dikenal dengan kanker oral.
Dilansir dari situs Halo Sehat, kanker mulut adalah penyakit kanker yang menyerang jaringan epitel mukosa pada rongga mulut, meliputi bibir, gusi, dasar mulut, lidah, pipi, dan langit-langit.
Sariawan yang menjadi gejala awal kanker mulut memiliki beberapa perbedaan dengan sariawan biasa. Menurut Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Unhas, drg Andi Tajrin MKes SpBM SubsSp COM (K), di antara ciri-ciri sariawan yang merupakan tanda awal kanker mulut ialah masa penyembuhan yang denderung lama.
"Banyak yang bilang bahwa itu penyakit ringan, tetapi ada suatu keadaan dimana sariawan itu menjadi pertanda dari suatu kanker. Kalau tumor atau kanker, sariawannya tidak sembuh-sembuh lebih dari dua sampai tiga pekan," katanya.
Dokter Tajrin menjelaskan, ciri lain yang bisa dilihat ialah melalui warna sariawan yang cenderung berwarna lebih putih atau lebih merah.
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas ini menambahkan, tempat dan jumlah tumbuhnya sariawan pun bisa menjadi pembeda antara sariawan biasa dan sariawan yang merupakan pertanda kanker atau yang ia sebut dengan tanda keganasan.
Sariawan yang tumbuh di tempat-tempat yang tidak tergigiy dengan jumlah yang banyak bisa menjadi penanda sariawan itu akibat pengaruh kanker.
"Tanda keganasan adalah warna, kadang dia berwarna putih atau lebih merah, dan dia muncul lebih banyak tanpa pemicu di daerah tidak tergigit," ujarnya.
Lulusan pendidikan dokter gigi spesialis Universitas Padjadjaran ini mengimbau bila seseorang menemukan beberapa ciri dari sariawan tersebut agar segera memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.(*)
Iffa Aisyah Rahman (Unhas TV)