MAKASSAR, UNHAS.TV - Kangkung (Ipomoea aquatica), sayuran hijau yang kaya vitamin A dan zat besi, sering disebut-sebut memiliki dampak samping yang menyebabkan kantuk. Tapi, benarkah?
Menurut Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr dr Veni Hadju MSc PhD, dampak mengantuk setelah makan kangkung sebenarnya bukan sesuatu yang terjadi pada semua orang. Ini karena setiap tubuh manusia memiliki respon yang berbeda terhadap makanan.
Menurut Prof Veni, mengonsumsi makanan sehat tak harus dikonotasikan dapat menimbulkan kantuk karena setiap orang pasti berbeda-beda menerima dampak samping.
"Kangkung adalah makanan yang berasal dari daun hijau, ada yang menyebutnya dark leaf vegetable. Sayuran berdaun hijau umumnya mengandung zat besi. Dulu, diyakini bisa menyebabkan mengantuk," ujarnya.
Prof Veni menambahkan, secara ilmiah, kangkung tidak memiliki kandungan yang khusus menyebabkan kantuk. Namun, pada beberapa orang tertentu yang peka dengan zat besi atau nutrisi lainnya di dalam kangkung, biasanya gampang mmengantuk.
Selain itu, proses pencernaan makanan yang kaya nutrisi seperti kangkung, mungkin membuat tubuh mengalami rasa relaksasi yang pada sebagian orang terasa seperti mengantuk.
Kantuk yang disebabkan karena mengonsumsi kangkung, boleh jadi karena kangkung mengandung triptofan yaitu protein yang memproduksi serotonin di tubuh yang dapat berfungsi memperlambat kerja saraf otak.
Kemungkinan, zat tersebut dapat menyebabkan kantuk. Namun, kondisi ini belum bisa dipastikan dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak zat itu.
Pada buku Kontroversial 101 Mitos Kesehatan (2012) karya dr Florentina R Wahjuni, rasa kantuk setelah makan kangkung mungkin dipengaruhi oleh kandungan zat sedatif yang bersifat menenangkan dan menimbulkan dampak tubuh lebih santai.
Kemungkinan lain adalah karena kangkung kaya dengan kandungan kalium yakni 175 mg dalam satu cangkir kangkung. Kalium punya dampak mengurangi tekanan darah sehingga dapat mengakibatkan seseorang gampang mengantuk.
Namun, dampak dari faktor-faktor itu bisa berbeda-beda pada setiap orang. Penelitian yang lebih lengkap masih diperlukan untuk mengungkap sejauh mana pengaruh kangkung pada dampak mengantuk.(*)
Venny Septiani Semuel (Unhas TV)