MAKASSAR, UNHAS.TV - Menjadi seorang ibu bukanlah hal mudah, apalagi menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin penuh persaingan.
Banyak profesional perempuan menemukan diri mereka berjuang untuk menjaga keseimbangan antara tanggung jawab, karier, dan peran sebagai orangtua.
Bahkan tak jarang perempuan memilih jalan child free atau hidup tanpa anak. Lalu bagaimana tanggapan psikologi Unhas terkait hal tersebut?
Menurut laporan terbaru, hampir 60 persen perempuan melaporkan mereka mengalami kesulitan mengelola waktu antara pekerjaan, dan keluarga hingga akhirnya memutuskan memilih child free.
Mereka umumnya takut akan dampak yang terjadi pada karier mereka. Ketika seseorang menjadi orangtua, ada tanggung jawab besar yang harus diemban.
Ini tentu saja menguras waktu Idan energi yang sebelumnya dihabiskan untuk karier. Beberapa individu memilih mengutamakan karier tanpa harus mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengurus anak.
"Jika dikatakan memiliki anak merupakan hukuman karena itu bisa mengancam perkembangan karier, saya tidak sepakat. Artinya memiliki anak itu alamiah dan berkarir juga alamiah. Artinya seorang perempuan memang dikaruniai memiliki kemampuan berkarir dan memiliki anak," kata dosen psikologi Unhas, Susi Susanti, S.Psi, MA.
Susi Susanti menyebut, cara mengimbangi antara mengejar karier dan menjadi ibu atau orangtua seharusnya sudah dipikirkan dari awal sebelum menikah apalagi jika perempuan sudah berkarier sebelum menikah.
Namun apapun pilihannya, Susi Susanti menegaskan bahwa patokannya adalah apakah pilihan itu bisa membuat bahagia. Jika berkarier tanpa anak membuat bahagia, silakan dipilih. Kalau bahagia hanya dengan mengurus anak di rumah, silakan dipilih.
Andrea Ririn Karina (Unhas TV)