Nasional

Siapa Selebgram AP yang Kini Ditahan di Myammar karena Tuduhan Serius?

MAKASSAR, UNHAS.TV - Pemerintah Indonesia belum memberikan keterangan resmi mengenai siapa sosok AP, seorang selebgram asal Indonesia, yang kini kini ditahan di Insein Prison, Yangon, Myanmar.

AP ditangkap aparat Myammar pada 20 Desember 2024 dan telah dijatuhi hukuman 7 tahun penjara atas dakwaan yang sangat serius yakni bertemu dengan kelompok militer terlarang di negara itu dan didakwa ikut membiayai kelompok itu. AP divonis melanggar Undang-Undang Anti-Terorisme, Undang-Undang Keimigrasian 1947, dan Section 17(2) Unlawful Associations Act.

Namun, dari beberapa penelusuran, sosok yang mengacu ke AP yakni Arnold Putra, pemilik akun @arnoldputra dan @byarnoldputra. Nama Arnold Putra sendiri bukan nama yang baru muncul dalam perbincangan di Indonesia.

Namanya kembali menjadi sorotan publik setelah kabar penahanannya oleh junta militer Myanmar pada Desember 2024 mencuat. Ia dikenal sebagai selebgram dan desainer asal Indonesia dengan gaya hidup nyentrik dan kontroversial

Arnold Putra lahir di Jakarta pada tahun 1995, kini berusia 33 tahun. Ia dibesarkan dalam keluarga yang cukup berada, yang memungkinkannya menempuh pendidikan di bidang desain di Los Angeles, Amerika Serikat. 

Minatnya pada dunia busana mulai terlihat sejak usia muda, didorong oleh sang ibu yang juga memiliki ketertarikan pada desain. Arnold dikenal sebagai desainer dan pemengaruh (influencer) yang kerap menampilkan gaya hidup mewah, eksentrik, dan penuh petualangan ekstrem, terutama di wilayah-wilayah konflik atau terpencil.

Sebagai seorang influencer, Arnold memiliki pengikut sebanyak 117 ribu di akun Instagramnya (@arnoldputra), di mana ia sering membagikan perjalanan ke berbagai negara, berinteraksi dengan masyarakat lokal, dan menampilkan karya-karyanya yang tidak konvensional. 

Gaya busananya yang avant-garde dan pendekatannya yang berani dalam menciptakan konten membuatnya menonjol, namun juga sering memicu kontroversi.

Arnold juga dikenal sebagai petualang digital yang gemar menjelajahi daerah-daerah berisiko tinggi, seperti wilayah konflik, untuk menciptakan konten yang sensasional. Aktivitas ini menjadi salah satu faktor yang diduga membawanya ke masalah hukum di Myanmar.

Pada 20 Desember 2024, Arnold Putra ditangkap oleh otoritas Myanmar dengan tuduhan serius: memasuki wilayah Myanmar secara ilegal, bertemu dengan kelompok bersenjata yang dikategorikan sebagai organisasi terlarang, dan mendanai pemberontak. 

Kabar penahanan ini pertama kali diungkap oleh anggota Komisi I DPR RI, Abraham Sridjaja, dalam rapat kerja dengan Kementerian Luar Negeri pada 30 Juni 2025. Abraham menyebut bahwa Arnold, yang disebut sebagai “selebgram berusia 33 tahun,” tidak memiliki niat untuk terlibat dalam konflik politik Myanmar. Ia meminta pemerintah Indonesia memperjuangkan pembebasan Arnold melalui jalur diplomasi, seperti amnesti atau deportasi.

Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Yangon telah berupaya memberikan perlindungan hukum sejak penangkapan, termasuk mengirimkan nota diplomatik, memfasilitasi komunikasi dengan keluarga, dan memastikan pembelaan pengacara. Upaya non-litigasi, seperti permohonan pengampunan dari keluarga, juga sedang dilakukan.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco turut mendorong pemerintah untuk melakukan langkah diplomasi atas kasus AP. "Khusus untuk Myanmar, kita mendorong pemerintah untuk terus melakukan diplomasi. Untuk warga negara Indonesia dan segenap tumpah darah Indonesia," kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Kontroversi Arnold Putra

Arnold Putra bukanlah sosok asing dalam dunia kontroversi. Berikut adalah beberapa kontroversi besar yang pernah melibatkan namanya:

1. Tas dari Tulang Belakang Manusia (2016)

Salah satu kontroversi terbesar Arnold adalah pembuatan tas tangan bernama *Alligator Tongue Basket Bag* pada tahun 2016. Tas ini diklaim terbuat dari tulang belakang anak-anak dengan osteoporosis dan lidah buaya, dijual seharga 5.000 dolar AS. 

Arnold menyebut tulang tersebut bersumber secara etis dari surplus medis di Kanada, namun pernyataannya memicu kritik tajam karena dianggap mengeksploitasi jenazah manusia dan melanggar batas etika. Kontroversi ini kembali mencuat ketika tas tersebut menjadi viral di media sosial pada tahun 2022.

2. Dugaan Perdagangan Organ Manusia (2022)

Pada tahun 2022, Arnold terseret dalam penyelidikan polisi federal Brasil terkait dugaan pembelian organ manusia, seperti plasenta dan potongan tangan, yang dikirim dari Brasil ke Singapura. 

Meskipun Arnold tidak memberikan klarifikasi resmi, banyak warganet menduga bahwa ia adalah desainer yang dimaksud dalam kasus ini. Tuduhan ini memperkuat citranya sebagai figur kontroversial di mata publik.

3. Penukaran Barang Branded Palsu dengan Barang Berharga Suku (2022)

Arnold diketahui sering mengunjungi daerah pedalaman untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal. Namun, ia secara terbuka mengaku menukar barang branded palsu, seperti jam tangan replika Richard Mille, dengan barang berharga milik suku setempat. Tindakan ini menuai kecaman karena dianggap tidak etis dan mengeksploitasi komunitas adat.

4. Busana Mirip Seragam Pemuda Pancasila di Paris Fashion Week (2022)

Arnold kembali menuai kritik saat mengenakan busana yang menyerupai seragam organisasi Pemuda Pancasila di Paris Fashion Week 2022. Tindakan ini dianggap tidak sensitif karena membawa simbol organisasi masyarakat Indonesia ke panggung internasional dalam konteks yang dianggap tidak tepat.

5. Konten di Wilayah Konflik

Arnold dikenal gemar membuat konten di wilayah-wilayah konflik, seperti kunjungannya ke markas Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Sultan Kudarat, Filipina, pada April 2024. 

Dalam unggahan Instagram, ia berfoto dengan pasukan bersenjata dan menyebut MILF sebagai “kelompok pemberontak sukses.” Kebiasaan ini diduga menjadi salah satu pemicu penahanannya di Myanmar, terutama setelah ia mengunggah foto dengan orang-orang bersenjata di Myanmar sebelum akunnya tidak aktif sejak September 2024.(*)