UNHAS.TV - Es menjadi kebutuhan pokok yang harus selalu ada pada sektor perikanan. Es digunakan untuk menjaga ikan tetap segar dan awet sehingga kualitas ikan tersebut dapat terjamin dan menimbulkan harga jual yang meningkat.
Industri perikanan dan hasil laut tentu sangat bergantung dengan es. Proses pembuatan es sendiri tentunya membutuhkan energi listrik yang kuat, serta waktu yang lama. Hal inillah yang kemudian menjadi tantangan yang penting bagi pulau-pulau kecil pendapatan ikan yang melimpah.
Diketahui, banyak pulau-pulau kecil di Indonesia yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap energi listrik, salah satunya di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Sangkarrang di Makassar.
Dalam menghadapi masalah ini, Pemerintah kota Makassar bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin dan Oriental Consultantas Global (OCG) menciptakan Smart Island, yang hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.
Acara Ground Breaking of Smart Island Pilot Project di Marine Station Universitas Hasanuddin (Unhas) dilaksanakan Kamis (22/2/2024). Kegiatan ini diikuti civitas akademika Unhas dengan berlayar ke Pulau Barrang Lompo menggunakan kapal Unhas Explorer.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Jamaluddin Jompa menjelaskan karena keterbatasan aliran listrik pada siang hari, maka proses produksi es di Pulau Barrang Lompo menjadi terhambat dan menyebabkan harga es menjadi sangat mahal.
”Yang menjadi ciri khas pulau kecil itu, tantangan berat. Tidak adanya energi di siang hari, umumnya pada malam hari baru ada energi,” jelas Prof JJ.
Banyak dari nelayan yang kemudian tidak dapat menjaga kualitas ikan mereka dengan baik sejalan dengan harga es yang mahal dan langka. Kondisi ini menyebabkan kualitas ikan dan harga ikan menurun.
”Es mahal, maka harga ikan yang mereka tangkap akan menjadi murah, karena kualitas yang mulai menurun. Atau dijual cepat karena tidak bisa disimpan.” jelas Prof. JJ
Prof. JJ berharap dengan adanya proyek ini, akan diupayakan ketersediaan es di pulau-pulau kecil. Khususnya dengan produksi es dengan energi yang hemat guna menjaga kualitas ikan yang dapat dijual dengan harga yang tinggi.
”Sehingga ikan hasil tangkapan dapat didinginkan lalu dikumpul dalam kondisi yang masih segar sehingga dijual dengan nilai lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Proyek Smart Island di Pulau Barrang Lompo ini juga diharapkan untuk menjadi salah satu proyek percontohan bagi pulau-pulau lain di seluruh Indonesia.
”Tentu kita membutuhkan teknologi untuk membuat es dengan energi yang relatif rendah. Dengan demikian dapat menghasilkan kualitas es yang lebih bagus,” tegasnya. (*)
Sucheng / Saiful