Kesehatan
News

Sulsel Masuk Zona Stone Belt, Batu Ginjal Ancaman Gaya Hidup Modern

UNHAS.TV – Pernahkah Anda mengalami nyeri pinggang yang datang tiba-tiba, terasa menusuk dan menjalar ke perut hingga membuat mual bahkan muntah?

Jika ya, bisa jadi itu bukan sekadar pegal biasa. Bisa jadi Anda mengalami batu ginjal — salah satu penyakit saluran kemih yang kini makin banyak dialami masyarakat, tak terkecuali usia muda.

Dokter Spesialis Urologi, Dr dr Syarif Bakri SpU (K) MHPE, dalam podcast edukatif Unhas Sehat, mengungkap fakta mengejutkan tentang meningkatnya kasus batu ginjal di Indonesia, terutama di wilayah tropis seperti Sulawesi Selatan.

Menurutnya, fenomena ini erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup modern serta kondisi geografis Indonesia yang masuk dalam zona “Stone Belt”, yaitu daerah dengan iklim dan kualitas air yang mendukung pembentukan batu ginjal.

“Air yang kita konsumsi sehari-hari banyak yang mengandung kapur, ditambah pola makan tinggi kolesterol dan purin seperti daging merah, santan, dan kacang-kacangan—ini semua memicu pembentukan batu,” jelas dr Syarif.

Batu ginjal, jelas dokter Syarif, terbentuk dari endapan kristal yang mengendap di dalam ginjal atau saluran kemih.

Awalnya, gejala mungkin tidak terasa. Namun saat batu mulai turun ke ureter — saluran antara ginjal dan kandung kemih — barulah muncul gejala khas seperti nyeri pinggang yang hilang timbul, kencing berdarah, hingga gangguan saat buang air kecil.

Yang mengkhawatirkan, menurut dr Syarif, kasus ini tidak hanya terjadi pada orang tua, tetapi juga pada anak-anak usia 6 tahun.

Faktor pola makan ibu selama kehamilan hingga kurangnya konsumsi air putih menjadi pemicu awal terbentuknya batu sejak dini.

Dokter Syarif juga menyoroti dampak konsumsi vitamin C dosis tinggi selama pandemi COVID-19. Banyak masyarakat yang mengonsumsi vitamin C lebih dari 1000 mg per hari tanpa pengawasan, padahal ini bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu oksalat.

“Kita dianjurkan minum air putih minimal 2,5–3 liter per hari untuk menjaga ginjal tetap sehat,” tegasnya.

Lebih dari sekadar nyeri, batu ginjal yang dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen hingga gagal ginjal.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala awal dan segera berkonsultasi ke dokter.

Dokter Syarif mengingatkan bahwa pola hidup sehat adalah kunci utama pencegahan, mulai dari pola makan seimbang, aktivitas fisik, hingga kebiasaan minum air putih yang cukup.

Dan yang paling sederhana, Anda bisa mengecek warna urin: jika jernih, artinya cukup cairan; jika pekat, tandanya tubuh kekurangan asupan air.

(Rahmatia Ardi / Unhas.TV)