MAKASSAR, UNHAS.TV - Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Seminar Nasional Sains dan Teknologi Kelautan ke-VIII (Sensistek VIII) 2025, yang berlangsung di Gedung CSA Fakultas Teknik Unhas, Gowa, Rabu (8/10/2025).
Sensistek 2025 mengusung tema “Smart Technology and Science Knowledge of Coastal & Ocean Engineering for Strengthening Indonesian Maritime Societies.”
Event ini menegaskan peran Fakultas Teknik Unhas sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan maritim.
Kegiatan ini menghadirkan semangat kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan dalam memperkuat ekosistem kemaritiman Indonesia.
Sekitar 150 peserta dari berbagai daerah menghadiri kegiatan ini, dengan 35 makalah ilmiah yang dipresentasikan, termasuk satu pemakalah asal Nigeria.
Topik yang dibahas mencakup bidang strategis seperti teknologi bangunan lepas pantai, kebencanaan pantai, oseanografi, manajemen kepelabuhan, kebijakan maritim, hingga energi laut terbarukan.
Tiga narasumber utama hadir dalam seminar ini, yakni Abdul Muhari SSi MT PhD dari BNPB, Dr Miftahul Huda SSi MSi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Dr Ir H Muhammad Arafah ST MT dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Acara turut dihadiri oleh perwakilan berbagai instansi, seperti BPSPL Makassar, KSOP Makassar, PT. IKI (Persero), BNPB, KKP, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel, serta dosen dan civitas akademika Teknik Kelautan Unhas.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik Unhas, Dr Amil Ahmad Ilham ST MIT menyampaikan apresiasinya terhadap konsistensi pelaksanaan seminar tersebut.
“Teknik Kelautan telah menunjukkan komitmen dan tradisi akademik yang kuat. Pelaksanaan hingga tahun kedelapan ini menandakan keseriusan mereka dalam mengembangkan keilmuan dan jejaring ilmiah,” ujarnya.
Ketua Departemen Teknik Kelautan Unhas, Dr Ir Chairul Paotonan ST MT menambahkan bahwa kualitas dan jangkauan Sensistek terus meningkat. “Tahun ini kami menerima makalah dari luar negeri. Ini bukti nyata promosi dan kerja keras panitia dalam memperluas kolaborasi ilmiah,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rencana pengembangan kegiatan ke depan. “Kami ingin menjadikan Sensistek tidak hanya seminar nasional, tapi juga membuka edisi internasional dua tahunan. Namun, tradisi seminar nasional tetap kami jaga,” jelasnya.
Chairul juga menyoroti keberlanjutan akademik melalui publikasi ilmiah. “Makalah yang diterima akan dimuat di Maritime Park Journal (berbahasa internasional), Zona Laut (Sinta 4), dan Sensistek Journal (Sinta 5). Ini menunjukkan komitmen kami dalam memperkuat budaya publikasi meskipun dengan jumlah dosen yang terbatas,” tuturnya.
Salah satu narasumber, Dr. Miftahul Huda dari KKP, memaparkan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan garam nasional.
“Pemerintah menargetkan pemenuhan kebutuhan garam dari produksi dalam negeri agar tidak lagi bergantung pada impor. Saat ini sedang disiapkan proyek strategis untuk mendukung hal tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Dr. Muhammad Arafah dari Dinas Pariwisata Sulsel menyoroti potensi besar wisata bahari daerah.
“Sulsel memiliki lebih dari 300 pulau dengan potensi wisata premium seperti Takabonerate, Samalona, dan Kapoposan. Melalui kebijakan Astagita, kami berupaya mengoptimalkan sektor bahari sebagai penggerak ekonomi daerah,” jelasnya.
Adapun Abdul Muhari dari BNPB menekankan pentingnya memahami karakteristik bencana pesisir. “Wilayah pantai Indonesia memiliki risiko tinggi, mulai dari abrasi hingga tsunami. Pemahaman pola bencana ini menjadi kunci dalam memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat pesisir,” paparnya.
Melalui Sensistek VIII 2025, Fakultas Teknik Unhas menegaskan komitmennya untuk menjadi jembatan antara riset, kebijakan, dan industri.
Kolaborasi lintas sektor yang terjalin diharapkan melahirkan inovasi berkelanjutan menuju kemajuan maritim Indonesia. “Kami akan terus berinovasi dan berkontribusi untuk negeri,” pungkas Chairul.
(Rahmatia / A. Muh Syafrizal / Unhas.TV)