Mahasiswa
News
Sosial

Tim IDEAoks Unhas Edukasi Siswa Barru tentang Obat, Kosmetika, dan Suplemen Aman

Tim IDEAoks dari Fakultas Farmasi Unhas melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat di SMAN 4 Barru, September 2025. Kegiatan PKM ini berlangsung selama empat bulan, sejak Juni hingga September 2025. (dok unhas.ac.id)

BARRU, UNHAS.TV - Tim IDEAoks dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Intensifikasi Edukasi dan Advokasi Penggunaan Obat, Kosmetika, dan Suplemen Makanan Aman bagi Masyarakat Sekolah.”

Kegiatan yang berlangsung selama empat bulan, sejak Juni hingga September 2025, digelar di SMA Negeri 4 Barru dan melibatkan dosen lintas fakultas, mahasiswa, serta komunitas sekolah.

Tim ini diketuai oleh apt Andi Arjuna SSi MNaScT PhD dari Fakultas Farmasi Unhas, dengan dukungan dosen dari Fakultas Hukum serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sebanyak tujuh mahasiswa turut berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan edukatif tersebut.

Program ini merupakan bagian dari skema Program Pengabdian Pada Masyarakat-Program Kemitraan Masyarakat (PPMU-PKM) Universitas Hasanuddin tahun 2025.

Dalam keterangannya pada Kamis (9/10/2025), Andi Arjuna menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan literasi masyarakat, khususnya pelajar, agar lebih kritis terhadap produk obat, kosmetika, dan suplemen yang beredar di pasaran.

“Kegiatan ini sangat penting untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan yang kritis dan berbasis bukti, sehingga mereka tidak menjadi korban dari produk obat, kosmetik, dan suplemen yang tidak aman. Pendekatan kami interdisipliner, menggabungkan aspek kesehatan, hukum, hingga ekonomi,” ujar Andi Arjuna kepada Unhas.TV, Jumat (10/10/2025).

Program pengabdian ini dilaksanakan dalam empat tahapan utama. Tahap pertama adalah pengumpulan data awal dan re-identifikasi kebutuhan masyarakat dan sekolah, yang dilakukan sejak awal Juni hingga 23 Juli 2025.

Dari hasil survei ditemukan bahwa 63% responden belum memahami perbedaan antara obat generik dan bermerek, sedangkan 75% siswa tidak memperhatikan kandungan kosmetik yang mereka gunakan.

Selain itu, sebagian besar memilih suplemen makanan berdasarkan harga dan ketersediaan, bukan berdasarkan keamanan dan kandungan gizinya.

Tahap kedua digelar pada 11 Agustus 2025, berupa intensifikasi edukasi dan advokasi melalui metode focus group discussion (FGD) dan role play. Lima kelas paralel di SMA Negeri 4 Barru menjadi lokasi kegiatan, masing-masing diikuti oleh sekitar 20 siswa dan 3–4 guru pendamping.

Dalam sesi ini, hadir para pakar farmakologi, hukum konsumen, dan ekonomi yang membimbing peserta mendiskusikan kasus nyata terkait produk-produk yang sering digunakan oleh siswa dan keluarganya.

Tahap ketiga berlangsung pada 21 Agustus 2025, berfokus pada evaluasi hasil pembelajaran. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan terhadap pemahaman siswa mengenai cara memilih produk yang aman dan legal.

Pada kesempatan tersebut, tim IDEAoks juga menyerahkan buku saku edukasi dan cenderamata kepada pihak sekolah sebagai bahan pembelajaran berkelanjutan.

Puncak kegiatan atau tahap keempat diselenggarakan dalam rangkaian Dies Natalis ke-69 Universitas Hasanuddin. Acara expo dan presentasi hasil kegiatan dihadiri oleh pimpinan universitas, Bupati dan Wakil Bupati Barru, serta unsur pemerintah daerah.

Pemerintah Kabupaten Barru menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program tersebut dan berharap agar kegiatan serupa dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain di wilayahnya.

Kepala SMA Negeri 4 Barru, Hasby SPd MPd mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelaksanaan program tersebut. Menurutnya, kegiatan edukasi ini memberikan wawasan baru bagi siswa di tengah maraknya informasi keliru terkait obat, kosmetik, dan suplemen di media sosial.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa kami. Banyak dari mereka kadang menerima informasi yang tidak benar dari media sosial. Setelah mengikuti kegiatan ini, mereka menjadi lebih kritis dan tahu bagaimana memilih produk yang aman dan legal,” ujar Hasby.

Program IDEAoks Unhas ini menjadi contoh konkret sinergi antara perguruan tinggi, sekolah, dan pemerintah daerah dalam membangun kesadaran kesehatan masyarakat.

Pendekatan multidisiplin yang menggabungkan ilmu farmasi, hukum, dan ekonomi menjadikan kegiatan ini tidak hanya bersifat informatif tetapi juga kontekstual dengan kebutuhan masyarakat.

Andi Arjuna menambahkan, pihaknya berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kader-kader muda dari kalangan Generasi Z yang mampu menjadi duta kesehatan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi awal dari gerakan literasi kesehatan di kalangan pelajar. Mereka harus mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya. Ini juga merupakan wujud nyata dari visi Kampus Berdampak yang menjadi komitmen Universitas Hasanuddin,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, program pengabdian ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia, sejalan dengan misi Unhas dalam memperkuat peran perguruan tinggi sebagai motor perubahan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. (*)