Mahasiswa

Tim Mahasiswa Unhas dan Peternak Desa Baring Bersatu Wujudkan Program Kesehatan Ternak

PANGKEP, UNHAS.TV - Tim mahasiswa Universitas Hasanuddin yang tergabung dalam program VetaGuard UKM Minat Studi Ternak Produktif Prodi Kedokteran Hewan FK Unhas menjalankan Program Kesehatan Ternak.

Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kesehatan ternak di Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep. Aksi ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat.

Tim program VetaGuard mengawali rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dengan audiensi bersama perangkat desa pada 18 Juli 2025, dilanjutkan dengan gotong royong pembangunan kandang jepit komunal sehari kemudian.

Program VetaGuard berada di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan Unhas melalui Program Mahasiswa Unhas Berkarya (Mahakarya) 2025, dan melibatkan kolaborasi 15 mahasiswa dari Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan.

Mengusung pendekatan Triple-E (Edukasi, Eliminasi, dan Engineering), tim bertujuan menurunkan prevalensi penyakit pada ternak sekaligus meningkatkan produktivitas dan pendapatan peternak.

Kegiatan dimulai dengan audiensi dengan perangkat Desa Baring. Dalam pertemuan di kantor desa, Ketua Pelaksana VetaGuard, Muhammad Rizky Isnayanto, memaparkan latar belakang program.

Menurutnya, kesehatan ternak di Sulawesi Selatan menghadapi tantangan serius, salah satunya tingginya angka parasit internal pada sapi.

“Mengacu pada data Kompas.id, prevalensi parasit internal pada ternak sapi di Sulawesi Selatan mencapai 47,8%. Kondisi ini merugikan peternak karena menurunkan produktivitas dan kualitas ternak,” ungkap Rizky.

Kepala Desa Baring Andi Muhammad Arsyad menyambut baik program ini dan menyatakan dukungan penuh. “Kami berterima kasih kepada mahasiswa Unhas yang peduli terhadap kondisi peternak di sini. Selama ini banyak ternak sakit, tapi peternak tidak tahu cara pencegahan yang tepat,” katanya.

Dalam audiensi yang berlangsung dua jam, tim juga berdialog dengan kepala dusun dan tokoh peternak. Kepala Dusun Amung menambahkan, peternak di Baring menghadapi banyak kendala, mulai dari kurangnya pengetahuan deteksi dini penyakit hingga terbatasnya akses obat-obatan.

Merespons hal itu, tim menjelaskan rencana kegiatan, termasuk pembangunan kandang jepit komunal, penyuluhan dari para ahli, serta pelayanan pengobatan langsung bagi ternak sakit. Dukungan juga datang dari PT Satwa Medika Utama (Sadita).

“Data terbaru menunjukkan, antara 28 Desember 2024 hingga 15 Januari 2025 ditemukan 25.006 kasus PMK di seluruh Indonesia. Angka ini tinggi dan berdampak langsung pada kerugian ekonomi peternak. Karena itu, program pencegahan seperti ini sangat penting,” jelas perwakilan PT Sadita drh Subaedi Yusuf MP.

Bangun Kandang Jepit Komunal

Sehari setelah audiensi, suasana gotong royong menyelimuti Desa Baring. Tim mahasiswa bersama peternak lokal bahu-membahu membangun kandang jepit komunal, fasilitas yang dirancang untuk memudahkan penanganan ternak saat vaksinasi, pengobatan, dan pemeriksaan kesehatan.

Aktivitas dimulai pagi hari di lokasi yang telah ditentukan. Proses pengerjaan melibatkan seluruh elemen, mulai dari persiapan material hingga perakitan kandang. Peternak menyumbangkan tenaga sekaligus pengetahuan tentang perilaku ternak.



Tim mahasiswa Unhas yang tergabung dalam program VetaGuard UKM Minat Studi Ternak Produktif FK-Unhas melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Baring, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, 18 Juli 2025.


“Kami senang sekali ada fasilitas ini. Selama ini kalau mau vaksin atau mengobati ternak susah, harus diikat ke pohon dulu,” ungkap Pak Bahar, peternak senior yang turut membantu.

Lebih lanjut, Ketua Pelaksana VetaGuard, Muhammad Rizky menjelaskan, kandang jepit ini merupakan wujud nyata komponen Engineering dalam pendekatan Triple-E.

“Dengan fasilitas yang baik, penanganan ternak jadi lebih aman dan efektif, baik untuk ternak maupun petugas,” ujarnya.

Desain kandang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, memadukan teknologi sederhana dan efisiensi. Kepala Dusun Amung mengapresiasi mahasiswa yang mau mendengarkan saran peternak.

“Ternak di sini agak susah diatur kalau tidak ada yang berpengalaman. Bagus mahasiswa mau belajar juga dari kami,” katanya.

Survei dan Edukasi Peternak

Selain pembangunan kandang, tim VetaGuard memanfaatkan momentum untuk menginformasikan kegiatan survei yang akan dilakukan keesokan harinya.

Survei bertujuan mengetahui pemahaman peternak tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan cacingan, agar materi penyuluhan yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

“Besok kami akan melakukan wawancara dengan peternak. Hasilnya akan kami gunakan untuk menyusun penyuluhan yang lebih tepat sasaran,” kata Chandra, anggota tim.

Peternak merespons positif rencana ini. Mereka berharap mendapat pengetahuan baru yang praktis dan bisa langsung diterapkan dalam pengelolaan ternak sehari-hari.

Program VetaGuard di Desa Baring diharapkan tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga menciptakan sistem kesehatan ternak yang berkelanjutan. Dengan adanya kandang jepit komunal, penanganan rutin seperti vaksinasi dan pengobatan diharapkan lebih mudah dan aman.

Melalui pendekatan Triple-E, tim menargetkan peningkatan pengetahuan peternak, penurunan prevalensi parasit, serta peningkatan produktivitas dan pendapatan.

Semangat gotong royong antara mahasiswa, peternak, dan pemerintah desa menjadi modal penting untuk mewujudkan perubahan tersebut. “Program ini akan terus kami kawal hingga memberikan dampak nyata bagi peternak di Desa Baring,” tegas Rizky.

Kehadiran program VetaGuard tidak hanya menjawab tantangan kesehatan ternak di tingkat lokal, tetapi juga menjadi bagian dari upaya nasional mengatasi ancaman penyakit hewan yang berdampak pada ekonomi masyarakat.

Dengan dukungan semua pihak, Desa Baring berpotensi menjadi contoh sukses penerapan inovasi kesehatan ternak berbasis kolaborasi. (*)