Sport

Timnas Indonesia Tumbang, Patrick Kluivert Banjir Kritik Tajam

JEDDAH, UNHAS.TV - Pagi yang kelam bagi sepak bola Indonesia. Timnas Garuda resmi tersingkir dari jalur kualifikasi Piala Dunia 2026 usai menyerah 0-1 dari tuan rumah Irak dalam laga kedua Grup B putaran keempat Zona Asia, dini hari tadi di Stadion King Abdullah Sports City. 

Gol tunggal Zidane Iqbal pada menit ke-76 memupuskan harapan lolos langsung atau via runner-up, meninggalkan skuad asuhan Patrick Kluivert dengan catatan dua kekalahan beruntun setelah sebelumnya kalah 2-3 dari Arab Saudi. 

Pertandingan yang berlangsung sengit itu sebenarnya menampilkan perlawanan gigih dari para pemain Indonesia, termasuk naturalisasi seperti Jay Idzes, Thom Haye, dan Kevin Diks. 

Indonesia mendominasi penguasaan bola di babak pertama, dengan peluang emas dari sundulan Idzes dan tendangan jarak jauh Haye yang hanya membentur tiang gawang. 

Namun, pertahanan Irak yang rapat dan serangan balik mematikan mereka mampu menahan gempuran Garuda. Hingga peluit panjang, skor tipis itu bertahan, membuat Irak dan Arab Saudi sama-sama mengumpul enam poin dan memastikan tiket lolos, sementara Indonesia terjebak di posisi juru kunci dengan nol poin. 

Kekalahan ini bukan hanya akhir dari mimpi bersejarah—Indonesia sempat bertahan hingga babak keempat untuk pertama kalinya—tapi juga pukulan telak bagi pelatih Patrick Kluivert. 

Mantan bintang Ajax dan Barcelona itu, yang menggantikan Shin Tae-yong pada Januari 2025 dengan kontrak hingga 2027, tampak kehilangan kendali. Pasca-pertandingan, Kluivert terlihat memukul bangku cadangan dalam akses emosi langka, sebelum menyampaikan kekecewaannya di konferensi pers.

"Saya sangat kecewa. Kami telah bekerja keras, tapi impian ini sirna. Masyarakat Indonesia patut bangga dengan para pemain, tapi saya belum punya jawaban soal masa depan saya," ujarnya. 

Kritik terhadap Kluivert langsung menggema seperti guntur di media sosial. Tagar #KluivertOut langsung meroket menjadi trending topic di X (sebelumnya Twitter), dengan ribuan pengguna menyalahkan strategi pelatih asal Belanda itu atas kegagalan tim. 

Banyak yang menyoroti ketergantungannya pada pemain naturalisasi—11 orang dipanggilnya untuk laga ini—sementara pemain lokal seperti Marc Klok dan Beckham Putra dianggap kurang maksimal. 

Analisis pasca-laga memperburuk citra Kluivert. Statistik menunjukkan, dari delapan pertandingan yang dipimpinnya di kualifikasi, ia meraih 50% kekalahan (empat kali kalah, satu imbang, tiga menang), dengan rata-rata poin per laga hanya 1,25—jauh dari target lolos Piala Dunia. 

Media Vietnam bahkan ikut kaget dengan strategi Kluivert yang dinilai terlalu ofensif tapi rapuh di belakang, mirip kesalahan fatal saat lawan Arab Saudi di mana Garuda sempat unggul tapi kebobolan tiga gol balasan. 

Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga menjadi sasaran amuk, dengan tagar #ErickOut ikut trending, menuntut evaluasi menyeluruh atas pemilihan Kluivert yang dianggap terlalu ambisius tanpa bekal adaptasi budaya sepak bola Indonesia.(*)