MAKASSAR, UNHAS.TV - Rektor Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), Letnan Jenderal TNI (Purn) Dr Anton Nugroho MM DS MA, menyoroti tantangan komponen pendukung dalam bela negara yang kini dihadapkan pada dinamika global dan perubahan era digital.
Hal tersebut disampaikannya dalam kuliah umum di Arsjad Rasjid Lounge, Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (10/10/2025).
Kata Letjen Anton, rendahnya kesadaran bela negara di kalangan masyarakat, terutama generasi muda yang terpapar arus globalisasi, menjadi salah satu tantangan serius yang dihadapi Indonesia saat ini.
"Banyak generasi muda yang belum sepenuhnya memahami makna bela negara. Padahal, bela negara tidak hanya soal angkat senjata, tetapi juga bagaimana kita menjaga keutuhan dan kehormatan bangsa di berbagai bidang," terangnya.
Dinilainya jika masih adanya keterbatasan koordinasi antara lembaga pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor swasta dalam memperkuat sistem pertahanan nasional.
Menurutnya, sinergi antar sektor sangat dibutuhkan untuk membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya bela negara di semua lapisan masyarakat.
Indonesia memiliki peluang besar dalam meminimalisir tantangan itu. Bonus demografi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif menjadi kekuatan utama bagi pertahanan nasional.
"Kita memiliki generasi muda yang kreatif dan adaptif terhadap teknologi. Dengan kemajuan digital, mereka bisa menjadi motor inovasi dan agen perubahan dalam memperkuat pertahanan bangsa," ujarnya.
Kemajuan teknologi dan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, serta masyarakat sipil dapat menjadi kunci dalam membangun sistem pertahanan yang tangguh.
"Kolaborasi lintas sektor dianggap penting untuk melahirkan sumber daya manusia yang berdaya saing dan memiliki kesadaran bela negara yang tinggi," kata Dr Anton.
Kolaborasi dan semangat gotong royong, Indonesia dapat memperkuat fondasi pertahanan nasionalnya di tengah tantangan global.
"Kalau kita bisa menyatukan potensi bangsa dengan teknologi dan semangat nasionalisme, Indonesia akan menjadi negara yang tangguh dan berdaulat," tutupnya.
(Zulkarnaen Jumar Taufik / Unhas.TV)