MAKASSAR, UNHAS.TV- Perusahaan teknologi China Alibaba (9988.HK), membuka tab baru pada hari Rabu merilis versi baru model kecerdasan buatan Qwen 2.5 yang diklaimnya melampaui DeepSeek-V3 yang sangat diakui.
Dalam perkembangan terbaru di industri teknologi, perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok, Alibaba, telah meluncurkan versi terbaru dari model kecerdasan buatan mereka, yaitu Qwen 2.5-Max. Model ini diklaim mampu mengungguli kinerja DeepSeek-V3, salah satu model AI yang tengah populer.
Menurut laporan Reuters , 30/1) peluncuran Qwen 2.5-Max pada Rabu lalu dilakukan bertepatan dengan hari pertama Tahun Baru Imlek, saat sebagian besar masyarakat Tiongkok tengah menikmati liburan bersama keluarga. Waktu peluncuran yang tidak biasa ini dipandang sebagai upaya Alibaba untuk merespons pertumbuhan luar biasa startup DeepSeek selama tiga minggu terakhir, yang tidak hanya memicu persaingan internasional tetapi juga memanaskan kompetisi di dalam negeri.
Performa Qwen 2.5-Max
Dalam pernyataan resmi di akun WeChat Alibaba Cloud, mereka menegaskan bahwa "Qwen 2.5-Max memiliki performa yang jauh lebih baik dibandingkan GPT-4o, DeepSeek-V3, dan Llama-3.1-405B," yang merupakan model AI terdepan buatan OpenAI dan Meta.
Qwen 2.5-Max mengadopsi pendekatan MoE (Mixture of Experts) dengan skala besar, dilatih menggunakan lebih dari 20 triliun token, serta memanfaatkan metode fine-tuning terawasi (SFT) dan reinforcement learning dari umpan balik manusia (RLHF). Pendekatan ini memungkinkan pengurangan biaya infrastruktur hingga 40-60 persen dibandingkan dengan metode konvensional yang memerlukan kluster GPU besar.
Efisiensi dan Kinerja Kompetitif
Qwen 2.5-Max menunjukkan efisiensi tinggi dalam proses generasi kode dengan skor 38,7 persen pada benchmark LiveCodeBench dan performa logika sebesar 89,4 persen pada Arena-Hard. Model ini membuktikan bahwa optimalisasi arsitektur AI dapat mengurangi kebutuhan komputasi tanpa mengorbankan performa. Meski demikian, sekadar unggul dalam benchmark tidaklah cukup untuk memenangkan pasar. Isu seperti privasi data pengguna, API yang andal, serta dukungan layanan yang berkelanjutan tetap menjadi perhatian utama.
Kompetisi dengan DeepSeek
Kesuksesan DeepSeek memicu percepatan inovasi di kalangan perusahaan teknologi Tiongkok. Hanya dua hari setelah peluncuran model DeepSeek-R1, ByteDance (pemilik TikTok) memperbarui model AI andalannya yang diklaim lebih baik dibandingkan model o1 buatan OpenAI yang didukung Microsoft dalam tes AIME. Tes ini mengukur kemampuan AI dalam memahami instruksi kompleks. DeepSeek bahkan mengklaim model R1 mereka mampu bersaing dengan o1 dalam beberapa parameter.
DeepSeek-V2, pendahulu DeepSeek-V3 yang diluncurkan pada Mei tahun lalu, telah mengguncang pasar AI Tiongkok dengan menawarkan layanan pemrosesan data yang sangat murah, yakni hanya 1 yuan (sekitar 0,14 dolar AS) untuk setiap 1 juta token. Langkah ini memicu Alibaba untuk memangkas harga layanannya hingga 97 persen, diikuti oleh perusahaan lain seperti Baidu dan Tencent.
AI Alibaba: Qwen 2.5-Max menunjukkan efisiensi tinggi dan lebih agresif dalam pengembangan sumber terbuka. (Credit: South China Morning Post)
Filosofi DeepSeek yang Berbeda
Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek yang terkenal tertutup, dalam wawancara langka pada Juli lalu menegaskan bahwa DeepSeek tidak terpengaruh oleh "perang harga." Menurutnya, tujuan utama DeepSeek adalah mencapai AGI (Artificial General Intelligence), yaitu sistem yang mampu melampaui manusia dalam sebagian besar tugas bernilai ekonomi.
Liang juga menyoroti bahwa struktur organisasi besar seperti Alibaba mungkin tidak cocok untuk masa depan industri AI. Biaya operasional yang tinggi dan hierarki manajemen yang kaku dianggap bertolak belakang dengan pendekatan fleksibel dan hemat biaya yang diterapkan oleh DeepSeek.
Prospek Masa Depan
Dengan hadirnya Qwen 2.5-Max, Alibaba berusaha memperkuat posisinya di tengah persaingan ketat dengan DeepSeek dan perusahaan teknologi Amerika. Pertanyaan yang tersisa adalah apakah inovasi ini mampu memberikan hasil yang memuaskan bagi para pengguna dan tetap kompetitif di pasar global?(*)