MAKASSAR, UNHAS.TV - Kegemukan pada anak selalu jadi perhatian serius para tenaga kesehatan di tengah perubahan pola hidup masyarakat.
Masih banyak yang beranggapan anak gemuk sebagai tanda kemakmuran. Kini, para ahli kesehatan menilai kondisi tersebut sebagai indikasi pola makan yang kurang tepat.
Secara prinsip kegemukan dapat digambarkan sebagai kondisi dengan berat badan seseorang melebihi batas normal.
Ukuran yang dipakai yakni Indeks Massa Tubuh (IMT). Orang dengan berat badan normal bisanya memiliki IMT antara 18,5-22,9.
Sedangkan orang gemuk biasanya memiliki kadar Indeks Massa Tubuh antara 23-24,8 kilogram per meter persegi. Adapun obesitas di atas angka itu.
Kegemukan dan obesitas pada anak, keduanya merupakan tanda ada yang salam dalam pola makan anak tersebut.
Ahli gizi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Imam Arundhana Thahir SGz MPH mengatakan, kegemukan dan obesitas pada anak dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Salah satunya adalah obesonic environment atau lingkungan yang mendukung seseorang menjadi obesitas.
"Pernyataan itu didukung oleh beberapa jurnal internasional sehingga para orangtua harus memperhatikan lingkungan sekitar anaknya," katanya kepada Unhas TV.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas itu mencontohkan pada lingkungan sekolah yang diisi penjual makanan tinggi kalori dan serba manis.
Lingkungan yang mendukung penggunaan gawai (gadget) tak terkendali, ternyata juga mendorong anak-anak menjadi kegemukan atau obesitas.
"Idealnya,setiap anak dipacu untuk banyak melakukan kegoatan fisik minimal dua hingga tiga kali dalam sepekan dengan masa 30 menit sesuai dengan anjuran WHO," katanya.
Olahraga ini selain menyita perhatian anak pada makanan dan gawai, juga mmebuat anak membakar lebih banyak kalori. Olahraga fisik seperti karate, sepakbola, dan renang, merupakan pilihan tepat untuk anak-anak.
Ahli gizi dari Unhas ini juga mengimbau orangtua untuk tidak terlalu sering memberikan anaknya makanan siap sajo (fast food).
Meskipun makanan ini memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup baik, konsumsinya tetap harus dibatasi. Terlalu sering justru membahayakan kesehatan anak-anak.
"Ada ungkapan yang menarik. Fasst Food itu makanan cepat saji tetapi juga cepat mendatangkan penyakit," katanya.
Andi Imam menegaskan, obesitas pada anak perlu mendapat perhatian serius karena dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, hingga penyakit jantung.(*)
Zahra Tsabitha Sucheng (Unhas TV)