Kesehatan
Unhas Sehat
Unhas Speak Up

Kolesterol Tinggi Usai Idul Adha? Ini Tips Menetralkannya dari Ahli Endokrin Unhas

UNHAS.TV – Perayaan Idul Adha identik dengan melimpahnya hidangan daging, terutama daging merah seperti kambing dan sapi. Hal ini perlu diwaspadai.

Konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat dapat menyebabkan lonjakan kadar kolesterol dalam darah, yang jika dibiarkan tanpa pengendalian, berisiko memicu penyakit serius seperti jantung dan stroke.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dari Universitas Hasanuddin, Prof Dr dr Andi Makbul Aman SpPD K-EMD FINASIM, menjelaskan bahwa kolesterol sejatinya merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Kolesterol berfungsi membentuk dinding sel dan menjadi bahan dasar pembentukan hormon. Namun, bila kadarnya melebihi batas normal, kolesterol dapat mengendap di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan.

Ia menyebutkan bahwa kolesterol dalam tubuh terbagi menjadi empat kelompok, yakni kolesterol total, LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein), dan trigliserida.

LDL sering disebut sebagai kolesterol “jahat” karena berpotensi menyumbat pembuluh darah, sementara HDL merupakan kolesterol “baik” yang justru membantu mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati.

Masyarakat kerap mengaitkan konsumsi daging merah dengan peningkatan kolesterol secara instan. Namun, Prof. Makbul menegaskan bahwa tubuh memproduksi sekitar 80% kolesterol secara alami di hati dan hanya 20% yang berasal dari makanan.

Dengan kata lain, makan daging sekali-dua kali tidak serta-merta langsung menaikkan kolesterol. Yang perlu diwaspadai adalah konsumsi jangka panjang dalam jumlah besar, ditambah pola hidup yang tidak sehat.

Ia juga menyampaikan bahwa mitos seputar makan daging membuat leher kaku bukanlah indikator yang tepat untuk menilai kadar kolesterol.

Kolesterol tinggi justru sering kali tidak menimbulkan gejala. Banyak orang merasa sehat padahal kadar kolesterolnya sudah tinggi, dan kondisi ini bisa memicu serangan jantung atau stroke secara tiba-tiba.

Untuk menetralkan kolesterol setelah mengonsumsi daging berlebih saat Idul Adha, Prof. Makbul menyarankan beberapa langkah.

Konsumsi Sayur dan Buah

Pertama, memperbanyak konsumsi serat dari sayur, buah, dan biji-bijian karena dapat membantu menghambat penyerapan kolesterol di usus.

Kedua, melakukan aktivitas fisik rutin minimal 150 menit per minggu, terutama untuk kalangan muda agar pembuluh darah tetap elastis dan tidak mudah rusak.

Ketiga, cermat memilih makanan dengan membatasi makanan berlemak jenuh seperti gorengan, daging berlemak, serta santan.

Prof Makbul menekankan bahwa tidak ada larangan mutlak untuk makan daging, asal dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan.

Terkait konsumsi obat penurun kolesterol, Prof. Makbul mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa anjuran dokter.

Tidak semua orang membutuhkan obat kolesterol. Dokter akan mempertimbangkan banyak faktor seperti kadar kolesterol, usia, riwayat keluarga, dan kondisi medis lainnya sebelum meresepkan obat.

Ia juga mengingatkan bahwa kolesterol tinggi bukan lagi masalah yang hanya dialami oleh orang tua. Gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat membuat generasi muda juga sangat rentan mengalami gangguan metabolik.

Oleh karena itu, ia mengajak semua kalangan, terutama anak muda, untuk mulai memperhatikan kesehatan sejak dini agar tidak menyesal di kemudian hari.

Dengan menjaga pola makan, rutin bergerak, dan tidak mudah percaya pada mitos, masyarakat bisa tetap menikmati momen kebersamaan Idul Adha tanpa harus khawatir terhadap dampak kesehatan jangka panjang.

(Rahmatia Ardi / Unhas.TV)