Kesehatan

Apa itu RFA untuk Penderita Hiperthyroid?

undefined

MAKASSAR, UNHAS.TV - Pasien dengan keluhan benjolan (nodul) tiroid jinak di leher punya pilihan baru untuk penanganan penyakitnya yakni penggunaan teknik Ablasi Frekuensi Radio atau Radiofrequency Ablation (RFA).

RFA ini bisa menggantikan penanganan operasi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid atau yang dikenal dengan sebutan Tiroidektomi. Melalui Tiroidektomi, dokter melakukan pembedahan minor di leher khususnya di bagian benjolan itu muncul. 

Dibanding RFA, Tiroidektomi memiliki beberapa risko dan kekurangan antara lain menimbulkan bekas luka sayatan, risiko komplikasi berupa pendarahan, infeksi, kerusakan pita suara, dan hipoparatiroidisme, serta masa pemulihan yang lebih lama termasuk masa penyesuaian hormon jika sebagian besar atau seluruh tiroid diangkat.



Adapun RFA merupakan prosedur medis non-bedah yang menggunakan gelombang radiofrekuensi yang dialirkan ke ujung jarum untuk menimbulkan gelombang panas yang akan menghancurkan sel-sel tidak normal pada benjolan (nodul) tanpa merusak jaringan tiroid sehat di sekitarnya. 

Lokasi penusukan akan menggunakan panduan dari ultrasonografi agar jarum mengenai benjolan yang tepat. Panas ini akan menyebabkan koagulasi protein dan nekrosis (kematian) sel-sel sasaran.  



Saat penanganan, dokter tetap akan melakukan kontrol suhu yang tepat untuk mengurangi risiko kerusakan jaringan di luar sasaran. Menggunakan jarum berarti hanya diperlukan tusukan kecil tanpa perlu sayatan.

Jika prosedur ini berhasil, pasien akan istirahat sebentar untuk menjalani observasi dari dokter untuk menentukan apakah pasien sudah bisa pulang. Kendati demikian, pasien tetap diminta melaporkan perkembangan keluhannya karena jika benjolan (nodul) ini tumbuh kembali, prosedut RFA dapat diulang.

Sejumlah dokter bedah onkologi di Kota Makassar mampu melaksanakan prosedur ini sehingga pasien yang memiliki keluhan hipertiroid dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.(*)