Internasional

Arab League Desak Dukungan Dunia untuk Rekonstruksi Gaza di Tengah Ancaman Invasi Baru Israel

KTT Bagdad

BAGHDAD,UNHAS.TV–Di tengah ketegangan yang belum reda di Jalur Gaza, para pemimpin negara-negara Arab kembali menggelar Konferensi Tingkat Tinggi ke-34 Liga Arab di Baghdad, Irak. Dalam pernyataan penutupnya ( 17 Mei 2025), Liga Arab mendesak komunitas internasional untuk segera memberikan dukungan finansial terhadap rencana rekonstruksi Gaza yang telah mereka susun. Seruan ini datang tak lama setelah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan gagasannya yang kontroversial untuk mengambil alih wilayah Gaza.

Para pemimpin Arab yang hadir menegaskan pentingnya peran negara-negara dan lembaga keuangan internasional serta regional dalam mewujudkan pemulihan kawasan yang telah lama terjebak dalam siklus kehancuran dan blokade. Pertemuan ini juga menyambut positif keputusan Amerika Serikat mencabut sejumlah sanksi terhadap Suriah. Menteri Luar Negeri Suriah pun menyampaikan apresiasi atas dukungan dari negara-negara Arab tersebut.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, yang turut hadir dalam pertemuan itu, menyerukan pentingnya gencatan senjata segera dan permanen di Gaza. Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rencana Israel memperluas operasi darat di wilayah tersebut.

Perdana Menteri Irak sekaligus tuan rumah pertemuan, Mohammed al-Sudani, mengumumkan bahwa pemerintah Irak akan mengalokasikan dana sebesar 40 juta dolar AS untuk membantu proses rekonstruksi Gaza dan Lebanon. Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mendesak Trump agar menggunakan pengaruhnya guna mendorong gencatan senjata di Gaza. “Sebagai pemimpin yang menyuarakan perdamaian, saya meminta Presiden Trump untuk mengerahkan segala upaya demi terciptanya gencatan senjata yang dapat membuka jalan bagi proses politik yang serius,” ucapnya.

Nada serupa juga disuarakan oleh Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez. Ia mengkritik keras operasi militer Israel dan menyerukan peningkatan tekanan internasional guna menghentikan pertumpahan darah di Gaza. Ia menyatakan bahwa pemerintah Spanyol akan mengajukan resolusi ke Majelis Umum PBB untuk meminta Mahkamah Internasional menyelidiki apakah Israel telah melanggar kewajiban internasionalnya dalam menjamin akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sejak 2 Maret lalu, Israel diketahui telah sepenuhnya memblokir jalur bantuan ke wilayah tersebut.

“Jumlah korban jiwa yang terus meningkat di Gaza telah melampaui batas kemanusiaan,” tegas Sánchez.

Tinjauan situasi di Gaza menjadi fokus utama pertemuan Liga Arab hari ini. Kredit: REUTERS.
Tinjauan situasi di Gaza menjadi fokus utama selama pertemuan Liga Arab di Bagdad. Kredit: REUTERS.


Pertemuan puncak di Baghdad ini digelar hanya beberapa jam setelah Israel mengumumkan dimulainya serangan besar-besaran yang disebut sebagai bagian dari “tahap awal” dari invasi darat baru ke Gaza. Konflik di kawasan tersebut telah berlangsung sejak lebih dari 19 bulan lalu, menyusul serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump, dalam lawatannya ke kawasan Teluk baru-baru ini, kembali menyuarakan rencananya untuk menjadikan Gaza sebagai “zona bebas” yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata. Gagasan itu mencakup pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, sebuah usulan yang memicu kecaman luas dan mendorong negara-negara Arab menyusun rencana alternatif rekonstruksi Gaza dalam pertemuan sebelumnya di Kairo pada Maret lalu.

Di balik penyelenggaraan konferensi ini, Irak memanfaatkan momentum untuk menunjukkan wajah baru negara yang mulai bangkit dari dekade konflik dan kekacauan. Ini adalah kali pertama Baghdad menjadi tuan rumah pertemuan Liga Arab sejak 2012, saat perang sipil di Suriah masih berada pada tahap awal. Konflik yang berkepanjangan itu akhirnya berujung pada tumbangnya pemerintahan Bashar al-Assad pada akhir tahun lalu.

Pertemuan di Baghdad menjadi sinyal kuat bahwa dunia Arab tengah berupaya memulihkan kontrol atas narasi kawasan—terutama dalam isu Gaza—dan menentang intervensi luar yang berpotensi memperburuk penderitaan rakyat Palestina.(*)