Mahasiswa
News

Bertahun-tahun Jadi MC Wisuda, Kini Andi Ainun Annisa Sari Akhirnya Diwisuda

UNHAS.TV - Setiap periode wisuda Universitas Hasanuddin (Unhas), suara lantang penuh percaya diri selalu membuka jalannya upacara. Suara itu milik Andi Ainun Annisa Sari.

Ya, selama lima tahun terakhir, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2020 ini menjadi wajah atau tepatnya suara resmi yang mengiringi ribuan lulusan menapaki panggung kelulusan di Baruga Andi Pangerang Pettarani.

Setelah belasan acara wisuda selalu dikawalnya, pada Rabu (3/9/2025), giliran Ainun yang duduk di barisan wisudawan. Namanya dipanggil, bukan sebagai master of ceremony (MC) yang memandu, melainkan sebagai sarjana hukum baru alias fresh graduate.

“Senang sekali akhirnya dari sekian lama berjibaku di backstage saja, akhirnya hari ini menjadi wisudawan Unhas,” katanya, tersenyum lebar selepas prosesi.

Sejak 2021, Ainun memang kerap dipercaya berada di balik podium. Setiap wisuda, ia menemani rektor dan jajaran pimpinan universitas menjalankan upacara akademik yang penuh khidmat.

Bagi Ainun, saat tampil di panggung sebagai MC, itu lebih dari sekadar pekerjaan sampingan. “Ada kebanggaan tersendiri bisa menjadi bagian dari momen penting para wisudawan,” ujarnya.

Kini ia menjadi dari peserta yang diwisuda. Meski begitu, perjalanan Ainun menuju upacara dengan memakai toga tak selalu mulus.

Tanggung jawabnya sebagai MC kerap berbenturan dengan kewajiban akademik. Saat teman-temannya sibuk menyusun skripsi, ia masih harus membagi waktu dengan pekerjaan paruh waktu yang menyita energi.

“Kadang sulit membagi waktu. Ada saja benturan antara tugas kuliah dan pekerjaan menjadi MC. Tapiitu tantangan dan akhirnya saya bisa di sini (diwisuda),” katanya.

Perjuangan membagi waktu itu membuat target kelulusannya meleset. Awalnya ia menargetkan lulus kurang dari empat tahun. Namun kenyataan berkata lain, Ainun baru menuntaskan studinya setelah 4 tahun 10 bulan.

Walaupun demikian, baginya, angka itu bukan kegagalan, melainkan bukti kegigihan. “Banyak suka duka, tapi dengan dukungan keluarga dan teman-teman akhirnya bisa selesai,” ujarnya.

Bagi Ainun, perjalanan ini bukan sekadar tentang skripsi atau panggung wisuda. Ia belajar arti disiplin, konsistensi, dan keteguhan hati.

Setiap upacara wisuda yang ia pandu menjadi pengingat bahwa ia pun harus menyelesaikan perjalanannya sendiri. “Melihat teman-teman yang diwisuda, selalu ada dorongan dalam hati, kapan saya menyusul?” katanya.

Kini, setelah resmi menyandang gelar sarjana hukum, Ainun menitip pesan untuk para mahasiswa yang masih berjuang, terutama mereka yang, seperti dirinya, mencari tambahan dari pekerjaan paruh waktu.

“Tetap semangat, jangan pernah berhenti. Cari uang memang perlu, tapi jangan lupakan studinya. Meskipun banyak hambatan, tetap fokus menyelesaikan kuliah,” ujarnya.

Kisah Ainun menjadi cermin tentang ketekunan di balik layar. Selama bertahun-tahun, ia membantu ratusan mahasiswa merayakan pencapaian mereka.

Kini, giliran ia berdiri di podium sebagai lulusan. Suara yang biasanya mengatur jalannya acara, hari itu justru dibungkus haru.

Mungkin tak banyak wisudawan yang menyadari, MC yang selalu mereka dengar sejak awal prosesi kini ikut merasakan apa yang mereka alami.

Hanya saja, perjalanan Ainun sedikit lebih panjang, sedikit lebih berliku. Dan di ujungnya, ia menemukan manisnya pencapaian yang selama ini hanya ia saksikan dari balik mikrofon.

(Amina Rahma Ahmad / Rizka Fraja / Unhas.TV)