MAKASSAR, UNHAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan, Ayi Sudrajat SP MSi menyebut early warning terus dilakukan BMKG Sulsel di tengah cuaca yang tidak menentu.

Hal itu diungkapkan Ayi dalam Diskusi Kebencanaan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas) di Ruang Rapat A Lantai 1 LPPM Unhas, pada Selasa (9/12/2025).

Ayi mengatakan, sistem peringatan dini BMKG saat ini terus berjalan di berbagai media, seperti di media elektronik, media sosial, WhatsApp Grup, Facebook, dan juga Youtube.

Menurutnya, pemberian informasi kepada masyarakat menjadi cara dalam memitigasi adanya korban saat bencana terjadi. ”Kita juga rutin melakukan peringatan lewat TVRI atau RRI,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sulsel itu menjelaskan, pemberian informasi yang dilakukan oleh BMKG terbagi beberapa macam waktu, seperti informasi enam bulanan, bulanan, tiga harian, harian, hingga tiap jam. Menurutnya, kecepatan pemberian informasi telah diapresiasi oleh masyarakat.

”Tantangan terbesarnya adalah ketika informasinya sudah sampai, terus mau diapakan? Nah itu PR kita bersama. Kita juga perlu mengedukasi masyarakat biar kecepatan informasi ini diimbangi oleh kecepatan aksi,” tuturnya.

Terkait dengan daerah yang rawan terkena banjir dan tanah longsor di Sulsel saat ini, Ayi mengungkapkan, wilayah yang berpotensi banjir yaitu di seluruh wilayah pantai barat, seperti Maros, Makassar, Pangkajene Kepulauan, Barru, Parepare, Takalar, Jeneponto.

Sedangkan wilayah yang berpotensi terkena longsor, yaitu wilayah utara Sulsel, seperti Toraja, Toraja Utara, Luwu Utara, dan Luwu Timur.

Maka dari itu, BMKG Merekomendasikan, agar masyarakat selalu memantau informasi di media, menjaga rumah air, serta pemberian edukasi ke masyarakat terkait mitigasi bencana.

(Achmad Ghiffary M / Unhas TV)