News
Sport

Chelsea Lumat Barcelona 3-0, Estevao Jadi Bintang Muda Paling Bersinar di Stamford Bridge



Kapten Barcelona Ronald Araujo mendapatkan kartu merah setelah melanggar Marc Cucurella pada laga Liga Champions di Stadion Stamford Bridge, Rabu (26/11/2025) dini hari. (screenshot the sun)


Chelsea akhirnya mendapat gol sah pertama mereka melalui sebuah proses yang diwarnai kontroversi. Serangan dari sisi kiri berawal dari skema sepak pojok pendek yang melibatkan Garnacho dan Cucurella.

Cucurella terlihat dalam posisi offside, namun teknologi VAR menunjukkan garis tipis yang menyatakan ia onside. Bola tarikannya memicu kekacauan di kotak penalti Barcelona hingga Jules Koundé justru mengirim bola ke gawangnya sendiri.

Stamford Bridge bergemuruh. Barcelona semakin kehilangan kendali setelah sang kapten, Ronald Araujo, mendapat kartu kuning kedua akibat tekel sembrono pada Cucurella.

“Itu keputusan yang merusak momentum kami,” ujar salah satu pemain Barcelona usai pertandingan, tak ingin disebutkan namanya.

Dengan sepuluh pemain, Barcelona semakin rapuh menahan gempuran Chelsea di kandang sendiri, Stadion Stamford Bridge.

Estevao: Remaja yang menyalakan Stadion

Babak kedua menjadi panggung besar bagi Estevao. Setelah Andrey Santos—pengganti Malo Gusto—mencetak gol yang kembali dianulir, Chelsea tampil lebih terstruktur, mengendalikan distribusi bola, dan menunggu celah di pertahanan Barcelona.

Menit ke-58, kesempatan itu datang. Santos merebut bola di tengah, James mengirimkan umpan terobosan ke Estevao, yang memotong dari kanan dengan satu gerakan cepat, melewati Cubarsi, lalu menaklukkan Balde.

Tanpa ragu, ia melepaskan tembakan keras ke sudut atas gawang Joan Garcia. Bola melesat seperti roket, membuat stadion seakan pecah oleh sorak penonton.

Sementara itu, Lamine Yamal, yang kerap dibandingkan dengan Estevao, justru menjadi sasaran nyanyian sinis suporter Chelsea.

Pemain 17 tahun itu akhirnya ditarik keluar oleh pelatih Hansi Flick sebelum laga usai. Ia sepertinya diterpa tekanan psikologis yang sudah terasa sejak babak pertama.

Sebaliknya, masuknya Liam Delap memberi energi baru di lini depan Chelsea. Ia berdiri di posisi yang tepat untuk menerima bola terobosan dan mencetak gol ketiga tim, meski harus menunggu keputusan VAR sebelum wasit mengesahkan gol tersebut.

Itu menjadi gol perdananya di Liga Champions sekaligus musim ini—langkah awal yang manis bagi pemain muda itu.

Barcelona yang tampil tanpa daya saing setelah kartu merah Araujo hanya sesekali memberi ancaman kecil. Suporter Chelsea melambungkan “oles” di penghujung pertandingan, menandai dominasi total tim tuan rumah.

Kemenangan 3-0 ini tidak hanya memberi dorongan moral bagi anak asuh Enzo Maresca. Di format baru Liga Champions, kemenangan besar dan selisih gol memberi peluang Chelsea menembus delapan besar klasemen liga 36 klub—zona yang memberikan tiket otomatis ke babak 16 besar.

Sementara Barcelona, yang tampil tidak meyakinkan, berpotensi harus melalui babak play-off untuk lolos ke babak selanjutnya.

Bagi Maresca, ini adalah bukti bahwa proses yang ia bangun mulai menemukan arah. “Kami sedang menuju sesuatu yang besar. Anak-anak bermain dengan intensitas tinggi, dan energi itu sangat terasa,” ucapnya dalam konferensi pers singkat.

Sorotan khusus mengarah pada Estevao, yang sebelumnya lebih sering tampil sebagai pemain pengganti. Penampilannya melawan Barcelona disebut sejumlah analis sebagai salah satu yang paling gemilang dari pemain remaja di Liga Champions musim ini.

Pertanyaannya, mampukah Chelsea mempertahankan performa ini saat melawan Arsenal pada Minggu nanti—laga yang bisa menentukan arah kompetisi domestik mereka?

Untuk malam ini, publik Stamford Bridge punya satu nama untuk dirayakan: Estevao, remaja yang memimpin Chelsea menggebuk raksasa Spanyol hingga tak berdaya. (*)