Terkini

DeepSeek, Aplikasi dari China yang Mengguncang Amerika Serikat

MAKASSAR, UNHAS.TV - DeepSeek, aplikasi chatbot berkemampuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) asal China, menggemparkan Amerika Serikat.

Sejak diluncurkan pada 10 Januari 2025, DeepSeek menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di negeri Paman Sam tersebut, khususnya oleh pengguna App Store milik Apple.

Mereka yang menggunakan DeepSeek mengaku merasa lebih nyaman karena jawaban yang diberikan oleh DeepSeek lebih terkesan sebagai jawaban manusia ketimbang mesin. 

Hanya ada satu hal yang tidak bisa dijawab dengan baik oleh DeepSeek yakni pertanyaan mengenai peristiwa Alun-Alun Tiananmen pada 4 Juni 1989.

Saking populernya, aplikasi ini sudah merontokkan harga saham-saham perusahaan teknologi milik perusahaan Amerika Serikat. ChatGPT jadi salah satu perusahaan yang ikut terdampak, harga sahamnya melorot tajam.

Sejumlah investor mulai goyah dan melepassaham mereka di ChatGPT. Mereka menilai saham-saham ChatGPT sudah tidak menarik lagi sebagai sumber keuntungan paling potensial setelah pesaing baru datang dengan lebih banyak keunggulan.

"DeepSeek menjadi salah satu aplikasi yang tidak sekadar hebat dan mengesankan, tetapi menjadi terobosan di dunia AI," kata pakar saham Marc Andreessen, sebagaimana dikutip dari BBC.

Salah satu kelebihan DeepSeek dibanding produk sejenis yakni biaya pengembangannya jauh lebih murah yakni sekitar 6 juta Dollar AS, lebih rendah dibanding pesaingnya yang menghabiskan miliaran Dollar AS. Dengan harga murah itu, DeepSeek bebas dan lebih lincah dalam hal pengembangan fitur dan teknologinya.

DeepSeek adalah perusahaan AI yang didirikan di Hangzhou, satu kota di tenggara China. Perusahaan ini berdiri pada Juli 2023, namun baru dipasarkan di Amerika Serikat pada 10 Januari 2025.

DeepSeek didanai oleh Liang Wenfeng dengan menggunakan dana lindung nilai (hedge fund) dari sejumlah perusahaan lain. 

Sumber lain menyebutkan, sarjana elektronika dan informasi ini pernah terlibat pada penjualan chip komputer A100 buatan NVidia. Chip tersebut kini sudah tidak bisa lagi diekspor ke China.

Namun, sebelum pelarangan itu berlaku, Liang Wenfeng ternyata telah memiliki cukup banyak persediaan chip yang kemudian dipakai untuk membuat DeepSeek.(*)