Pendidikan

Demi 66 Hari Arungi Lautan, Korpala Unhas Belajar Budaya Pantangan Pelaut Mandar

MAKASSAR, UNHAS.TV - Setelah lebih dari setahun menjalani persiapan intensif, tim Ekspedisi Pelayaran Akademis (EPA) III dari Korps Pencinta Alam Universitas Hasanuddin (Korpala Unhas) bersiap berlayar menempuh jalur sepanjang lebih dari 2.300 mil laut dari Makassar menuju Thailand. 

Estimasi pelayaran ini diperkirakan berlangsung selama 66 hari, mencakup perjalanan, pengambilan data, dan interaksi budaya di berbagai titik singgah.

Menurut salah satu atlet EPA III Ashrullah Djalil, persiapan dimulai dengan perjalanan ke tanah Mandar, tanah kelahiran perahu Sandeq. Di sana, mereka mencari perahu yang cocok digunakan untuk pelayaran jangka panjang dan mempelajari cara mengoperasikannya langsung dari pelaut-pelaut lokal. 

"Selama berbulan-berbulan kami belajar langsung dengan pelaut Mandar, karena di luar hal-hal yang dipelajari secara logis ada beberapa pantangan dan lain sebagainya itu juga harus kami percayai, karena kalau di laut beberapa mil ke luar itu nyawa sudah kita serahkan, karena betul-betul tidak terprediksi," ungkapnya.

Persiapan dilakukan secara bertahap dan terstruktur. Tim melakukan tiga kali simulasi pelayaran, dengan rute yang berbeda-beda untuk menguji kesiapan perahu dan kemampuan membaca medan laut. 

Tak hanya itu, sebelumnya tim juga terlibat dalam Festival Sandeq Race, khususnya di kategori sandeq klasik, untuk menguji keterampilan dan memperkuat koordinasi tim. Setelah itu, mereka mengikuti pelayaran dari Mandar ke Luwuk Banggai bersama pelaut senior. 

Tim EPA III srndiri terdiri dari 9 orang, terbagi menjadi tim laut (6 orang) yang bertugas mengoperasikan sandeq, dan tim darat (3 orang) yang mendukung logistik dan pengumpulan data di titik-titik singgah. Di samping persiapan pelayaran, persiapan administrasi dan keuangan juga dijalankan dengan membentuk kepanitiaan. 

"Kami mulai persiapan sekitar bulan Agustus tahun lalu, selain persiapan pelayarannya, kami jalankan juga persiapan administrasi dan keuangan ada kepanitiaan, meskipun hal itu agak sulit untuk dapat dukungan tapi masih kami usahakan dan tentunya akan kami buktikan bahwa apa yang sudah kami rencanakan itu akan kami selesaikan," ungkap Ashrullah. 

Ashrullah menekankan bahwa ekspedisi ini bukan sekadar petualangan, tapi merupakan kegiatan yang memerlukan kalkulasi, disiplin, dan manajemen yang matang.

"Mengapa kami sebut ekspedisi, karena karena manajemennya yang lebih kompleks, petualangan Korpala memang harus berdasarkan pertimbangan dan perhitungan, dan riset," tegasnya.(*)