UNHAS.TV - Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) Unhas Dr Hajrawati SPt MSi dan Dr Hasbi SPt MSi memberikan edukasi pemanfaatan whey dangke pada wanita tani Sipatuo yang ada di Desa Lebang melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM), Sabtu (13/7/2024) lalu.
Desa Lebang di Kabupaten Enrekang merupakan salah satu desa penghasil makanan dangke, sejenis keju lunak yang merupakan makanan khas daerah tersebut.
Dangke ini dihasilkan dari pemanasan susu segar dari susu kerbau atau susu sapi yang ditambahkan larutan getah pepaya sehingga susu membentuk gumpalan (curd) dan cairan (whey).
Curd dan whey kemudian dipisahkan dengan tempurung kelapa sebagai alat penyaring sekaligus pencetak dangke.
Setelah curd dan whey memadat, jadilah dangke yang kemudian dibungkus dengan daun pisang dan siap dikonsumsi. Whey yang merupakan produk sampingan dari pembuatan dangke, selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
"Kegiatan untuk menaikkan nilai pemanfaatan adalah berupa pembuatan produk olahan daging ayam dengan penambahan whey dangke," kata Hajrawati.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil samping pembuatan dangke (whey) guna meningkatkan gizi dan pendapatan keluarga serta kesejahteraan masyarakat (Sustainable Development Goals 1 dan 8).
Selain itu, lanjut Hajrawati, kegiatan ini juga merupakan bentuk penerapan hasil penelitian yang telah dilakukan dosen peternakan Unhas terkait produk pangan fungsional dari hasil ternak kepada masyarakat.
Wanita tani Sipatuo yang berjumlah 10 orang, tampak sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh dosen Fapet Unhas.
Hal tersebut terlihat dari keseriusan mereka dalam menyimak penjelasan yang disampaikan oleh dosen. "Ibu-ibu sangat bersemangat ikut kegiatan pelatihan ini," kata Hasbi.
"Mereka aktif mengajukan pertanyaan dan terlibat langsung dalam praktek pembuatan produk olahan daging ayam (nugget) dengan penambahan whey dangke," tambahnya. (*)