Mahasiswa

Ecobrick Karelayu: Sulap Sampah Plastik Jadi Solusi Lingkungan Berkelanjutan

fkm

JENEPONTO, UNHAS.TV – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, masalah sampah plastik bak benang kusut yang tak kunjung terurai. Namun, di Desa Karelayu, sebuah harapan baru mulai merekah berkat program ecobrick yang digagas oleh mahasiswa Praktik Belajar Lapangan (PBL) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Program ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan upaya konkret untuk mengajak para ibu rumah tangga mengelola limbah plastik dengan cara yang ramah lingkungan.

Mengukur Jejak Perubahan

Selama tiga hari, dari tanggal 25 hingga 27 Juni 2025, mahasiswa Posko 29 PBL terjun langsung ke Dusun Daima dan Dusun Borongtala. Tujuan utama mereka adalah mengevaluasi seberapa jauh program ecobrick ini telah menancapkan akarnya di hati dan praktik keseharian masyarakat.

"Kami ingin melihat apakah pengetahuan dan keterampilan tentang ecobrick ini benar-benar melekat pada ibu-ibu di sini," ujar salah seorang mahasiswa.

Evaluasi dilakukan dengan dua cara. Pertama, para peserta diberikan post-test untuk mengukur pemahaman mereka tentang ecobrick, mulai dari manfaatnya bagi lingkungan hingga langkah-langkah pembuatannya. Kedua, observasi langsung dilakukan untuk melihat bagaimana ibu-ibu menerapkan teknik ecobrick dalam keseharian mereka.

Perjalanan yang Belum Mulus

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai peserta memang belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ini berarti, meskipun antusiasme terpancar jelas, program ini belum sepenuhnya memenuhi target awal yang ditetapkan. Namun, ada kabar baik: skor peserta cenderung stabil. "Ini menunjukkan bahwa informasi yang telah kami berikan tetap tersimpan, tidak hilang begitu saja. Jadi, edukasi kami tetap punya dampak," terang koordinator lapangan.

Meski demikian, fakta ini menjadi catatan penting. Ini menandakan bahwa dibutuhkan strategi yang lebih mendalam dan berkelanjutan agar perubahan perilaku masyarakat benar-benar terlihat.

Asa untuk Lingkungan Berkelanjutan

Lebih dari sekadar angka dan skor, program ecobrick ini memiliki misi mulia: mengubah perilaku masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola limbah plastik. Antusiasme para ibu rumah tangga selama pelatihan, ditambah dukungan penuh dari pemerintah desa, menjadi modal kuat untuk mewujudkan kebiasaan baru yang lebih hijau.

"Kami sangat senang melihat semangat ibu-ibu. Mereka sangat ingin belajar hal baru yang bermanfaat," kata Kepala Desa Karelayu, Bapak Amiruddin, dengan senyum mengembang.

Program ini sejatinya adalah bagian tak terpisahkan dari upaya global mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya target 12.5. Target ini menargetkan pengurangan produksi sampah melalui pencegahan, daur ulang, dan penggunaan kembali hingga tahun 2030. Mahasiswa PBL hadir sebagai fasilitator, menjembatani pengetahuan dengan praktik nyata di tengah masyarakat.

Harapannya, ecobrick tak hanya menjadi tren sesaat, melainkan solusi lokal yang konsisten diterapkan. Dengan begitu, setiap botol plastik yang diisi padat dengan sampah akan menjadi bata penyelamat lingkungan, membangun masa depan Karelayu yang lebih bersih dan lestari.(*)