Eksekutif produser Niken Septikasari menjelaskan bahwa inspirasi utama di balik pembuatan film ini adalah kisah seorang pendaki perempuan yang bertahan hidup dengan berbagai kondisi.
"Kami ingin menceritakan bagaimana seseorang yang penuh kebaikan bisa bertahan dalam kondisi yang sangat sulit. Sosok Eva menggambarkan kekuatan kebaikan dan pertolongan Tuhan selalu datang pada mereka yang baik hati," kata Niken.
Film Eva Pendakian Terakhir menurutnya tidak hanya menyuguhkan ketegangan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan, seperti menghormati alam dan aturan adat.
"Film ini mengingatkan kita untuk menjaga alam dan menghormati budaya setempat," kata Niken.
Niken juga menyoroti beratnya tantangan kru selama proses syuting di Gunung Kidul, termasuk membawa peralatan mereka ke atas gunung dan syuting hingga dini hari demi mendapatkan suasana yang nyata.
Anwar A. Mattawape yang juga eksekutif produser film ini mengharapkan film Eva Pendakian Terakhir menjadi refleksi bagi penonton, terutama generasi muda, untuk semakin peduli terhadap lingkungan dan sesama.
Anwar yang merupakan pendiri UKM Mapala 09 FT Unhas, menambahkan beberapa unsur di film ini terinspirasi dari banyak kisah para pendaki di Indonesia.
Sehingga sangat layak untuk dinikmati oleh seluruh kalangan khususnya pendaki gunung dan pecinta alam.
Dengan alur cerita yang memikat, pesan moral yang kuat, dan perpaduan sinematik yang memukau, film Eva Pendakian Terakhir menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para penonton Indonesia di bioskop.
"Film ini cocok bagi kalian yang mencintai alam dan pendakian. Jangan lupa tonton Eva Pendakian Terakhir di bioskop ya karena akan ada saya," ujar Bulan Sutena sambil tertawa.
Film yang disutradarai Dedy Mercy ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 16 Januari 2025. (*)