Polhum

Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Program Andalan Prabowo, Sudahkah Tepat Sasaran?

UNHAS.TV - Program Makan Siang Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang resmi berjalan sejak Januari 2025.

Program MBG ini bertujuan meningkatkan asupan gizi anak sekolah serta menekan angka stunting, program ini menargetkan siswa dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di seluruh wilayah Indonesia.

Tidak hanya berfokus di Pulau Jawa, program ini juga menyasar wilayah-wilayah terpencil seperti Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

Pemerintah berkomitmen agar anak-anak dari berbagai latar belakang ekonomi mendapatkan akses terhadap makanan sehat dan bergizi setiap hari. Namun, setelah tiga bulan pelaksanaannya, berbagai tantangan muncul dalam implementasi program ini.

Menurut Dosen Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Ummi Suci Fathia Bailusy SIP MIP pemerataan distribusi makanan serta ketepatan sasaran masih menjadi persoalan utama.

Ia menyoroti bagaimana kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dapat mempengaruhi kelancaran distribusi makanan bagi anak-anak di daerah terpencil.

“Jika kita melihat data dan pemberitaan, program ini baru mencapai kurang dari 50% ketepatan sasaran, bahkan bisa saja hanya 40%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak wilayah yang belum mendapatkan manfaat dari program ini secara optimal,” ujar Ummi Suci Fathia Bailusy.

Dari sisi ilmiah, berbagai studi menunjukkan bahwa program pemberian makanan gratis dapat berkontribusi pada peningkatan performa akademik anak-anak sekolah.

Penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebutkan bahwa anak yang menerima asupan gizi seimbang menunjukkan peningkatan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak yang mengalami defisit gizi.

Oleh karena itu, efektivitas program ini sangat bergantung pada distribusi yang merata dan ketepatan dalam menjangkau anak-anak yang paling membutuhkan.


Perhatikan Aspek Budaya dan Kebiasaan 

>> Baca Selanjutnya