MAKASSAR, UNHAS.TV - Festival Sinema Prancis 2025 resmi digelar di Makassar. Layar pertama dibuka di XXI Mall Panakkukang, Jumat (21/11/2025) malam.
Gelaran film internasional yang memasuki edisi ke-27 ini berlangsung serentak di 14 kota di Indonesia dan menjadi agenda tahunan yang dinanti para penikmat sinema dunia.
Di Makassar, festival film Prancis ini berlangsung selama sepuluh hari, mulai 21 November hingga 2 Desember mendatang.
Panitia menayangkan 20 hingga 30 film Prancis secara offline. Deretan film ini mencakup berbagai genre—drama, dokumenter, hingga noddy horror—yang dipilih untuk menjangkau selera penonton yang luas.
Pemutaran perdana di XXI Mall Panakkukang menarik perhatian puluhan pengunjung yang ingin merasakan pengalaman menonton film Prancis langsung di layar lebar.
Tahun ini, penyelenggaraan festival tidak hanya berfokus di satu titik. Penayangan offline juga berlangsung di Makassar Creative Hub (MCH), Alliance Française Makassar, sejumlah kampus seperti UIN Alauddin, serta Universitas Hasanuddin di studio Unhas TV.
Kehadiran festival di lingkungan kampus diharapkan membuka ruang kolaborasi bagi mahasiswa yang tertarik pada dunia produksi audiovisual.
Penanggung jawab Alliance Française Makassar atau Directrice de l'Alliance Française Makassar Sitti Fhatimah Sarro MA menyebut tahun ini sebagai salah satu edisi dengan cakupan kota dan jumlah film yang lebih luas.
“Festival Sinema Prancis 2025 ini masuk edisi ke-27. Festival tahun ini berlangsung sekitar 10 harian, dari tanggal 21 sampai 2 Desember. Dan ini tidak hanya berlangsung di Makassar, ada juga di Surabaya, Bali, Medan, dan kurang lebih 14 kota di Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Tahun ini ada sekitar 20–30 film yang tayang, baik offline maupun online. Untuk di Makassar, offline-nya ada di MCH, beberapa kampus di UIN, Unhas TV juga. Mudah-mudahan beberapa mahasiswa bisa kolaborasi. Minggu ini saja masih ada 10 film lagi yang akan tayang.”
Sebagai pembuka, Makassar menayangkan film “13 Days, 13 Nights”, sebuah drama psikologis berbasis kisah nyata yang dikenal memadukan tensi thriller dengan potongan-potongan drama personal.
Film ini mendapat sambutan hangat dari penonton yang memenuhi studio. Beberapa di antara mereka mengaku sengaja datang karena penasaran dengan film-film Prancis yang jarang diputar di jaringan bioskop nasional.
Zahra, salah satu penonton, mengaku puas dengan pengalaman menonton film pembuka festival. “I’m glad. Saya senang kalau kegiatan Festival Sinema Prancis tahun ini,” katanya.
“Filmnya 13 Days, 13 Nights itu seru dan menegangkan. Saya sampai lihat HP karena tidak tahu apa yang bakal terjadi. Kadang cek spoiler di Wikipedia karena ini kisah nyata. Overall, I really love it. Saya suka,” lanjutnya.
Selain memperkenalkan film-film internasional kepada publik Makassar, festival ini juga menjadi wadah diplomasi budaya yang diinisiasi oleh Alliance Française.
Melalui penayangan film dan diskusi-diskusi yang menyertainya, panitia berharap dapat memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Prancis.
Ima menyebut bahwa program tahun ini diharapkan mampu mendorong kolaborasi dengan komunitas lokal, sineas muda, hingga mahasiswa yang ingin memperluas jejaring dan pengalaman berkarya.
“Semoga masyarakat semakin akrab dengan film internasional, dan mahasiswa bisa semakin terlibat dalam pembuatan karya audiovisual,” ujarnya.
Dengan cakupan penayangan yang lebih luas, kehadiran kampus dan komunitas kreatif, serta antusiasme penonton lokal, Festival Sinema Prancis 2025 menjadi salah satu kegiatan film internasional terbesar yang digelar di Makassar tahun ini.
(Rizka Fraja / Unhas TV)
undefined








