BEKASI,UNHAS.TV — Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) kembali membuktikan komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah pusat dalam tata kelola perencanaan kesehatan daerah. Kali ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Biro Perencanaan dan Anggaran memberikan kepercayaan penuh kepada FKM Unhas untuk memaparkan metode pendampingan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) bagi Dinas Kesehatan tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (11/6) di Hotel Grand Travello, Kota Bekasi, Jawa Barat. FKM Unhas diwakili langsung oleh Ketua Tim Pendamping, Dr. Irwandy, SKM., M.Kes., MSc.PH, didampingi para ketua lokus pendampingan tahun 2025: Dr. Balqis, SKM., MSc.PH., M.Kes., Dr. Abdul Salam, SKM., M.Kes., dan Safrullah Amir, S.Gz., MPH.
Dalam paparannya, Dr. Irwandy menjelaskan bahwa metode pendampingan yang dikembangkan Unhas menekankan pendekatan menyeluruh, mulai dari penilaian kesesuaian dengan pedoman penulisan, kualitas penyajian data dan tabel, hingga sinkronisasi dokumen antara RPJMN, RPJMD, dan Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK). Penilaian terhadap Renstra merujuk pada Instruksi Mendagri Nomor 2 Tahun 2025, sedangkan untuk dokumen Renja tahunan, acuan utamanya adalah Permendagri Nomor 86 Tahun 2017.
“Melalui metode ini, kami ingin memastikan bahwa dokumen perencanaan disusun dengan sistematika yang baik, substansi yang kuat, serta selaras dengan arah pembangunan nasional di bidang kesehatan,” ujar Dr. Irwandy.

Gedung megah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) di Makassar, simbol dedikasi akademik yang kini dipercaya Kementerian Kesehatan RI untuk memimpin pendampingan penyusunan Renstra dan Renja Dinas Kesehatan di berbagai daerah tahun 2025. Kolaborasi ini menegaskan peran strategis FKM Unhas dalam penguatan tata kelola program kesehatan nasional. Kredit: FKM Unhas.
Selain FKM Unhas, beberapa perguruan tinggi negeri lainnya seperti Universitas Sumatera Utara dan Universitas Airlangga juga turut menyampaikan pendekatan serupa. Namun, FKM Unhas menjadi satu dari sedikit perguruan tinggi yang mendapat mandat langsung dari Kemenkes RI untuk mendampingi proses penyusunan Renstra dan Renja di empat daerah, yakni Kabupaten Mimika (Papua Tengah), Kolaka Utara, Konawe Kepulauan, dan Buton Tengah (Sulawesi Tenggara).
Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., MSc.PH., Ph.D, menyebut bahwa pendampingan ini sangat strategis dalam membantu pemerintah daerah menjalani proses sinkronisasi dokumen jangka menengah dan tahunan. “Kehadiran perguruan tinggi sebagai mitra akademik mampu memperkuat tata kelola program kesehatan dan mendorong kualitas dokumen perencanaan yang lebih tepat sasaran,” tuturnya.
Kepercayaan yang terus diberikan oleh Kementerian Kesehatan selama tujuh tahun berturut-turut menjadi bukti bahwa kontribusi akademisi dalam merancang kebijakan publik semakin penting. Di tengah tantangan sektor kesehatan yang makin kompleks, kolaborasi seperti ini menjadi penentu arah pembangunan kesehatan yang lebih terukur dan berdampak.
Di tengah kompleksitas tantangan kesehatan nasional, sinergi antara institusi akademik dan pemerintah menjadi kunci. FKM Unhas telah membuktikan bahwa dari ruang-ruang diskusi di Makassar, lahir kontribusi nyata yang mengawal arah pembangunan kesehatan hingga ke pelosok negeri.(*)