News
Sport

Marcus Rashford, Dua Gol, dan Senyapnya Stadion St James’ Park

UNHAS.TV - Malam itu, Kamis (18/9/2025), Stadion St. James’ Park berubah jadi lautan hitam-putih. Sekitar 50 ribu pasang mata menunggu pesta yang sudah lama diidamkan: kembalinya Liga Champions ke Tyneside.

Suara nyanyian Toon Army --julukan fans Newcastle United, bergemuruh. Siap mengantar tim kesayangan mereka meladeni salah satu klub raksasa Spanyol, Barcelona.

Namun pesta yang dijanjikan itu pelan-pelan menguap. Sosok yang tak mereka undang datang sebagai perusak. Namanya Marcus Rashford.

Rashford bukan lagi wajah baru di sepak bola Eropa. Sejak remaja ia dikenal sebagai bintang masa depan Manchester United. Namun, beberapa tahun terakhir, label “masa depan” itu lebih sering jadi bahan olok-olok.

Dari ruang ganti Old Trafford hingga kursi pengamat, ia dianggap pemain yang hilang arah. Eksperimen coach MU, Ruben Amorim musim lalu bahkan mencatatkan namanya di daftar pemain buangan.



Statistik Striker Barcelona FC Marcus Rashford dalam laga versus Newcastle United di Liga Champions, Jumat (19/9/2025) dini hari. (screenshot the sun)


Kini, justru di Barcelona, klub yang tengah mencari identitas baru pasca-era Lionel Messi, Rashford menemukan panggung pembuktian.

Di depan Thomas Tuchel, pelatih timnas Inggris yang ikut hadir malam itu, Rashford unjuk gigi. Dua golnya seolah jadi amunisi untuk membungkam keraguan. “Shut up a hell of a lot of people here tonight,” tulis seorang komentator.

Sejak awal, suasana stadion merebakkan harapan besar. Newcastle, dengan manajer Eddie Howe, menatap Liga Champions musim ini sebagai semacam babak baru.

Dua dekade lebih mereka hanya jadi penonton. Kini, dengan sokongan pemilik baru dan belanja pemain mahal, Tyneside kembali merasakan aroma kompetisi elite.

Di luar stadion, patung Sir Bobby Robson, legenda yang pernah menukangi kedua klub, dihiasi syal setengah Newcastle, setengah Barcelona. Sebuah simbol persilangan sejarah yang sahih.

Di dalam, sorakan pendukung seolah hendak menelan tim tamu. Barca, yang mengenakan seragam jingga menyala seperti rombongan steward stadion, tampak inferior di awal.

Tanpa Lamine Yamal yang cedera, mereka hanya mengandalkan kombinasi pemain senior dan Rashford, sang pemain “pinjaman” yang sempat dipandang sebelah mata.

Newcastle lebih dulu menggertak. Anthony Gordon yang dimainkan sebagai penyerang tengah hampir saja mencetak gol cepat. Tapi sepakan Harvey Barnes masih ditahan kiper Joan Garcia --direkrut dari Espanyol.

Lalu Rashford muncul, mencuri perhatian. Dengan kelincahan khasnya, ia memperdaya Kieran Trippier, mantan rekan setim di timnas Inggris. Namun penyelesaian Rashford masih melebar.

Barca menguasai bola hingga dua pertiga babak pertama. Tapi atmosfer St. James’ Park masih membuat mereka waspada. Pelanggaran keras Dan Burn terhadap Jules Kounde menjelaskan tensi yang mendidih.

“Suasananya seperti mengulang malam ketika PSG tumbang di sini,” kata seorang pendukung Newcastle yang berdiri di tribun Leazes End, merujuk kemenangan bersejarah dua tahun lalu.

Malapetaka Menit 58

>> Baca Selanjutnya